" MENUJU AL - FALAH "



“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu, agar tidak menyekutukan sesuatu denganMu, sedang aku mengetahuinya dan memohon ampun terhadap apa yang tidak aku ketahui.” (HR. Ahmad)
Image Hosted by ImageShack.us

Dalam kesibukan menguruskan hal-hal pendaftaran subjek, pembayaran hutang-hutang yang lepas, mencari buku-buku rujukan untuk semester kali ini, pelajar-pelajar di Universiti Malaya tidak pernah lupa untuk melibatkan diri dalam persatuan-persatuan berdaftar di Universiti Malaya yang mana minggu promosi setiap persatuan-persatuan berdaftar di UM telah berakhir pada hari Khamis lepas, 24 Julai 2008.

Program selama 4 hari bermula 21 Julai 2008 itu, telah disertai oleh persatuan-persatuan yang tidak asing lagi di UM seperti Persatuan Mahasiswa Islam UM (PMIUM), Persauan Mahasiswa Akademi Pengajian Islam UM, Persatuan Buddhist UM, Kelab Taekwando, persatuan-persatuan anak negeri, dan lain-lain lagi. Ia adalah suatu pengalaman yang baru bagi pelajar-pelajar tahun satu, dimana jika sebelum ini mereka dipaksa untuk menyertai aktiviti kokurikulum di sekolah, tetapi di Universiti mereka bebas untuk menyertai apa-apa persatuan sekali pun dan tidak ada hadnya.

Saya yang juga merupakan exco kebajikan Persatuan Mahasiswa Anak Negeri Sembilan juga tidak ketinggalan untuk bersama-sama menjaga gerai persatuan melihat pelbagai ragam pelajar-pelajar di Universiti Malaya ini, yang mungkin boleh dikatakan sebagai kanak-kanak remaja lagi kerana jika melihat pada gaya mereka, seolah-olah sudah matang tetapi bila bersembang dengan mereka mcm aku jugak rupanye...huhu.... setiap persatuan-persatuan telah menyediakan bermacam-macam jenis cenderahati untuk ahli-ahli baru mereka seperti pen, bku nota, key chain dan sebagainya....

Pada hari ketiga program, telah diadakan pertandingan Gerai Terbaik, jika pada hari pertama saya melihat gerai-gerai persatuan-persatuan di situ agak biasa, nama persatuan masing-masing hanya ditulis dengan marker pen pada kad manila , tetapi menjelang hari pemarkahan gerai, saya melihat seolah-olah seperti berada di Tadika Kemas, dengan belonnya yang berwarna warni, langsir yang berkilat-kilat (mungkin br sampai pos dari rumah), dan bermacam-macam lagi lah. tak caye pegi tengok sndiri tahun depan. :-).



Tetapi, apa yang penting sebenarnya ialah semangat untuk aktif dalam persatuan itu sendiri, semangat kerja berkumpulan dan secara tidak langsung dapat melatih kepimpinan seseorang itu sebelum menghadapi dunia pekerjaan. Banyak pengalaman yang dapat kita perolehi jika aktif dalam persatuan, antaranya kita boleh melihat dunia luar dan tidak hanya berpaut pada buku sahaja, bukanlah saya menidakkan kepentingan ilmu itu sendiri, tetapi kita harus seimbang dalam mengambil kedua-duanya.

Teringat saya pada kata-kata Cr. Nik Shaharul Apizo, Penolong Pengarah(kaunselor) Bahagian Sumber Manusia (MARA), yang lebih mesra dengan panggilan abg Nik, dalam ceramah motivasinya ada menyebut kebanyakannya orang yang berjaya itu adalah mereka yang Aktif dalam persatuan dan tidak mengabaikan ilmu, kebiasaannya orang yang aktif dalam persatuan ini jarang kita dengari mereka gagal dalam pejaran, malah apabila keluar keputusan peperiksaan, mereka lebih hebat daripada mereka yang langsung tidak aktif dalam persatuan.

Sampai disini sahaja coretan saya kali ini, sudah 10 hari saya tidak update blog ini kerana sibuk dengan kerja-kerja di jabatan, jadi jika ada pengalaman-penagalamn berharga, sama-samalah kita berkongsi. sekian.....

Ada beberapa macam permainan dan seni hiburan yang disyariatkan Rasulullah s.a.w, untuk kaum muslimin, guna memberikan kegembiraan dan hiburan mereka. Di mana hiburan itu sendiri dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi ibadah dan melaksanakan kewajiban dan lebih banyak mendatangkan ketangkasan dan keinginan.

Hiburan-hiburan tersebut kebanyakannya bentuk suatu latihan yang dapat mendidik mereka kepada manusia berjiwa kuat, dan mempersiapkan mereka untuk maju ke medan jihad fi sabilillah.

Di antara hiburan-hiburan itu ialah sebagai berikut:

Perlombaan Lari Cepat

Para sahabat dulu biasa mengadakan perlombaan lari cepat, sedang Nabi sendiri membolehkannya. Ali adalah salah seorang yang paling cepat.

Rasulullah s.a.w. sendiri mengadakan pertandingan dengan isterinya guna memberikan pendidikan kesederhanaan dan kesegaran serta mengajar kepada sahabat-sahabatnya.

Aisyah mengatakan:

"Rasulullah bertanding dengan saya dan saya menang. Kemudian saya berhenti, sehingga ketika badan saya menjadi gemuk, Rasulullah bertanding lagi dengan saya dan ia menang, kemudian ia bersabda: Kemenangan ini untuk kemenangan itu." (Riwayat Ahmad dan Abu Daud); yakni seri.

Gulat

Rasulullah s.a.w. pernah gulat dengan seorang laki-laki yang terkenal kuatnya, namanya Rukanah. Permainan ini dilakukan beberapa kali. (Riwayat Abu Daud).

Dalam satu riwayat dikatakan:

"Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. gulat dengan Rukanah yang terkenal kuatnya itu, kemudian ia berkata: domba lawan domba. Kemudian Nabi bergulat, dan ia berkata: berjanjilah dengan saya. untuk lain kali lagi, lantas Nabi bergulat, dan ia berkata: berjanjilah dengan saya, lantas Nabi bergulat untuk ketiga kalinya. Lantas seorang laki-laki itu bertanya: Apa yang harus saya katakan kepada keluargaku? Nabi menjawab: Katakan "domba telah dimakan oleh serigala, dan larilah domba." Kemudian apa pula yang aku katakan untuk yang ketiga? Nabi menjawab: Kami tidak dapat mengalahkan kamu untuk bergulat dengan kamu dan untuk mengalahkan kamu, karena itu ambillah hadiahmu."

Dari hadis ini ahli-ahli fiqih beristimbat hukum tentang dibenarkannya pertandingan lari cepat, baik dia itu dilakukan antara laki-laki dengan laki-laki atau antara laki-laki dengan perempuan mahramnya atau dengan isteri-isterinya.

Dari hadis-hadis itu pula ulama fiqih berpendapat bahwa pertandingan lari cepat, gulat dan sebagainya tidak menghilangkan kekhusyukan, kehormatan, pengetahuan, keutamaan dan lanjutnya umur. Sebab Rasulullah s.a.w. sendiri waktu bergulat dengan Aisyah sudah berumur di atas 50 tahun.

Memanah

Di antara hiburan yang dibenarkan oleh syara' ialah bermain memanah dan perang-perangan. Sebab di satu saat Nabi pernah berjalan-jalan menjumpai sekelompok sahabatnya yang sedang mengadakan pertandingan memanah, maka waktu itu Rasulullah s.a.w. memberikan dorongan kepada mereka dengan sabdanya:

"Lemparkanlah panahmu itu, saya bersama kamu." (Riwayat Bukhari)

Pertandingan lempar panah itu bukan sekedar hobby atau sekedar bermain-main saja, tetapi salah satu bentuk daripada mempersiapkan kekuatan sebagai yang diperintah Allah dalam firmanNya:

"Dan bersiap-siaplah kamu untuk menghadapi mereka (musuh) dengan kekuatan yang kamu sanggup."

Dalam menafsirkan ayat ini Rasulullah bersabda:

"Ketahuilah! Bahwa yang dimaksud 'kekuatan' itu ialah memanah - beliau ucapkan kata-kata itu tiga kali." (Riwayat Muslim)

Dan sabdanya pula:

"Kamu harus belajar memanah karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu." (Riwayat Bazzar, dan Thabarani dengan sanad yang baik)

Namun begitu, Rasulullah s.a.w. memperingatkan para pemain agar tidak menjadikan binatang-binatang jinak dan sebagainya sebagai sasaran latihannya, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh orang-orang Arab jahiliah.

Abdullah bin Umar pernah melihat sekelompok manusia yang sedang berbuat demikian, kemudian Ibnu Umar mengatakan:

"Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. melaknat orang yang menjadikan sesuatu yang bernyawa sebagai sasaran memanah." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dilarangnya permainan seperti itu karena terdapat unsur-unsur penyiksaan terhadap binatang dan merenggut jiwa binatang serta memungkinkan untuk membuang-buang harta, Tidak benar kalau permainan manusia itu dengan mengorbankan makhluk hidup yang lain.

Justru itu pula Rasulullah s.a.w. melarang mengadu binatang26 seperti yang dilakukan orang-orang Arab dahulu, yaitu mereka membawa dua ekor domba atau sapi kemudian diadu sampai mati atau hampir mati. Lantas mereka senang dan tertawa.

Para ulama berkata: "Bahwa prinsip dilarangnya mengadu binatang, karena terdapatnya unsur menyakiti dan melumpuhkan binatang tanpa faedah, tetapi hanya sekedar bermain-main."

Main Anggar


Yang sama dengan permainan memanah, ialah main anggar.

Dalam hal ini Rasulullah s.a.w. telah memberi perkenan kepada orang-orang Habasyah (Ethiopia) bermain anggar di dalam Masjid Nabawi, dan ia pun memberi perkenan pula kepada Aisyah untuk menyaksikan permainan itu. Dan kepada para pemain Rasulullah mengatakan:

"Karena kamu (kami melihat), hai bani Arfidah."

Panggilan Bani Arfidah adalah suatu julukan yang biasa dipergunakan orang-orang Arab untuk memanggil penduduk Habasyah.

Umar, karena wataknya tidak suka bermain-main, maka dia bermaksud akan melarang orang-orang Habasyah yang sedang bermain itu, tetapi kemudian dilarang oleh Nabi. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata:

"Ketika orang-orang Habasyah sedang bermain anggar dihadapan Nabi, tiba-tiba Umar masuk, kemudian mengambil kerikil dan melemparkannya kepada mereka. Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Umar.--biarkanlah mereka itu, hai Umar." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Ini merupakan suatu kelapangan dari Rasulullah s.a.w. dengan mengizinkan permainan seperti ini dilakukan di Masjidnya yang mulia itu, agar di dalam masjid dapat dipadukan antara kepentingan duniawi dan ukhrawi; dan sebagai suatu pendidikan buat kaum muslimin, agar mereka suka bekerja di waktu bekerja dan bermain-main di waktu main-main. Di samping itu, bahwa permainan semacam ini bukan sekedar bermain-main saja, tetapi suatu permainan yang bermotif latihan.

Para ulama berkata setelah membawakan hadis ini sebagai berikut: "Bahwa masjid dibuat adalah demi kepentingan urusan kaum muslimin. Oleh karena itu apa saja yang kiranya bermanfaat untuk agama dan manusia, maka bolehlah dikerjakan di masjid."

Kiranya kaum muslimin di zaman-zaman terakhir ini mau memperhatikan, mengapa masjid-masjid mereka itu dikosongkan dari jiwa hidup dan kekuatan, dan dibiarkan sebagai tempat orang-orang apatis.

Pengarahan Nabi dalam mendidik dan memberikan hiburan hati isteri-isterinya, yaitu dengan memperkenankan permainan yang mubah seperti itu. Sehingga kata Aisyah:

"Sungguh saya saksikan Nabi membatas saya dengan selendangnya, sedang saya melihat orang-orang Habasyah itu bermain di dalam masjid, sehingga saya sendiri yang merasa bosan. Mereka itu lincah selincah gadis muda belia yang masih suka bermain." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Aisyah juga berkata:

"Saya pernah bermain-main dengan boneka perempuan di rumah Rasulullah s.a.w., bersama kawan-kawan saya perempuan yang juga bermain-main dengan saya; dan tatkala Rasulullah s.a.w. masuk, mereka itu bersembunyi, tetapi Rasulullah s.a.w. senang melihat mereka itu bersamaku, kemudian mereka bermain-main bersamaku lagi." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Menunggang Kuda (Berpacu Kuda)


Allah s.w.t. berfirman:

"Kuda, keledai dan himar adalah supaya kamu naiki dan sebagai perhiasan." (an-Nahl: 8)

Dan bersabda Rasulullah s.a.w.:

"Kuda itu diikat jambulnya untuk kebaikan." (Riwayat Bukhari)

Dan sabdanya pula:

"Lemparkanlah (panah) dan tunggangilah (kuda)." (Riwayat Muslim)

Dan sabdanya lagi:

"Tiap-tiap sesuatu yang bukan zikrullah berarti permainan dan kelalaian, kecuali empat perkara: (1) Seorang laki-laki berjalan antara dua sasaran (untuk memanah). (2) Seorang yang mendidik kudanya. (3) Bermain-mainnya seseorang dengan isterinya. (4) Belajar berenang." (Riwayat Thabarani)

Dan berkatalah Umar:

"Ajarlah anak-anakmu berenang dan memanah; dan perintahlah mereka supaya melompat di atas punggung kuda."

Ibnu Umar meriwayatkan.

"Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. pernah mengadakan pacuan kuda dan memberi hadiah kepada pemerangnya." (Riwayat Ahmad)

Semua ini sebagai dorongan Nabi terhadap masalah pacuan kuda. Sebab berpacu kuda sebagaimana kami katakan di atas, adalah permainan, olahraga juga suatu latihan.

Anas pernah ditanya: apakah kamu pernah bertaruh di zaman Rasulullah s.a.w.? Apakah Rasulullah s.a.w. sendiri juga pernah bertaruh? Maka jawab Anas:

"Ya! Demi Allah, sungguh ia (Rasulullah s.a.w.) pernah bertaruh terhadap suatu kuda yang disebut sabhah (kuda pacuan), maka dia dapat mengalahkan orang lain, ia sangat tangkas dalam hal itu dan mengherankannya." (Riwayat Ahmad)

Taruhan yang dibenarkan, atau yang dimaksud di sini ialah suatu upah (hadiah) yang dikumpulkan bukan dari orang-orang yang berpacu saja atau dari salah satunya saja, tetapi dari orang-orang lainnya.

Adapun hadiah yang dikumpulkan dari masing-masing yang berpacu, kemudian siapa yang unggul itulah yang mengambilnya, maka hadiah semacam itu termasuk judi yang dilarang. Dan Nabi sendiri menamakan pacuan kuda semacam ini, yakni yang disediakan untuk berjudi, dinamakan Kuda Syaitan. Harganya adalah haram, makanannya haram dan menungganginya pun haram juga. (Riwayat Ahmad).

Dan ia bersabda:

"Kuda itu ada tiga macam: kuda Allah, kuda manusia dan kuda syaitan. Adapun kuda Allah ialah kuda yang disediakan untuk berperang di jalan Allah, maka makanannya, kotorannya, kencingnya dan apanya saja - mempunyai beberapa kebaikan. Adapun kuda syaitan, yaitu kuda yang dipakai untuk berjudi atau untuk dibuat pertaruhan, dan adapun kuda manusia, yaitu kuda yang diikat oleh manusia, ia mengharapkan perutnya (hasilnya), sebagai usaha untuk menutupi kebutuhannya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Berburu

Hiburan/permainan yang bermanfaat; yang juga dibenarkan oleh Islam, ialah berburu.

Berburu itu sendiri pada hakikatnya adalah bersenang-senang, olahraga dan bekerja, baik dengan menggunakan alat seperti tombak dan panah, atau dengan melepaskan binatang berburu seperti anjing dan burung.

Tentang syarat dan tata-tertibnya telah kami sebutkan sesuai yang dituntut oleh Islam.

Islam tidak melarang berburu kecuali dalam dua hal:

a) Ketika ihram haji dan umrah. Sebab dalam keadaan demikian adalah dalam face damai secara menyeluruh, tidak boleh membunuh dan mengalirkan darah.

Firman Allah:

"Hai orang-orang yang beriman! Jangan kamu membunuh binatang buronan, padahal kamu sedang ihram." (al-Maidah: 95)

"Dan diharamkan atas kamu berburu binatang darat, selama kamu dalam keadaan ihram." (al-Maidah: 96)

b) Ketika berada di tanah haram Makkah, sebab tempat ini dijadikan Allah sebagai tempat perdamaian dan keamanan bagi semua makhluk hidup, yang berjalan di darat atau yang terbang di udara; ataupun tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di tempat itu. Seperti apa yang ditegaskan oleh Rasulullah s.a.w. dalam sabdanya:

"Tidak boleh diburu binatang buronannya, dan tidak boleh dipotong pohon-pohonnya dan tidak boleh dicabut rumput-rumputnya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Main Dadu


Seluruh permainan yang di dalamnya ada perjudian, hukumnya haram. Sedang apa yang dinamakan judi, yaitu semua permainan yang mengandung untung-rugi bagi si pemain. Dan itulah yang disebut maisir dalam al-Quran yang kemudian diikuti dengan menyebut: arak, berhala dan azlam.

Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:

"Barangsiapa mengajak kawannya: mari berjudi! Maka hendaklah bersedekah." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Maksudnya: bahwa semata-mata mengajak bermain judi sudah termasuk berdosa yang harus ditebus dengan sedekah. Di antaranya ialah permainan dadu yang apabila dibarengi dengan perjudian, maka hukumannya adalah haram, dengan kesepakatan para ulama.

Tetapi apabila tidak dibarengi dengan perjudian, maka sementara ulama ada yang memandang haram, dan sebagian lagi memandang makruh.

Alasan yang dipakai oleh yang mengharamkannya, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Buraidah, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa bermain dadu, maka seolah-olah dia mencelupkan tangannya dalam daging babi dan darahnya." (Riwayat Muslim dan lain-lain)

Dan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Musa dari Rasulullah s.a.w. bahwa ia berkata:

"Barangsiapa bermain dadu, maka sungguh dia durhaka kepada Allah dan RasulNya." (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Malik)

Dua hadis tersebut cukup jelas dan bersifat umum, berlaku untuk semua orang yang bermain dadu, apakah dibarengi dengan judi ataupun tidak.

Tetapi asy-Syaukani meriwayatkan, bahwa Ibnu Mughaffal dan al-Musayyib membolehkan bermain dadu tanpa judi. Sedang kedua hadis tersebut diperuntukkan buat orang yang bermain dadu sambil berjudi.

Main Catur

Di antara permainan yang sudah terkenal ialah catur.

Para ahli fiqih berbeda pendapat tentang memandang hukumnya, antara mubah, makruh dan haram.

Mereka yang mengharamkan beralasan dengan beberapa hadis Nabi s.a.w. Namun para pengkritik dan penyelidiknya menolak dan membatalkannya. Mereka menegaskan, bahwa permainan catur hanya mulai tumbuh di zaman sahabat. Oleh karena itu setiap hadis yang menerangkan tentang catur di zaman Nabi adalah hadis-hadis batil (dhaif).

Para sahabat sendiri berbeda dalam memandang masalah catur ini. Ibnu Umar menganggapnya sama dengan dadu. Sedang Ali memandangnya sama dengan judi. (Mungkin yang dimaksud, yaitu apabila dibarengi dengan judi). Sementara ada juga yang berpendapat makruh.

Dan di antara sahabat dan tabi'in ada juga yang menganggapnya mubah. Di antara mereka itu ialah: Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Ibnu Sirin, Hisyam bin 'Urwah, Said bin Musayyib dan Said bin Jubair.

Inilah pendapat orang-orang kenamaan dan begitu jugalah pendapat saya. Sebab menurut hukum asal, sebagaimana telah kita ketahui, adalah mubah. Sedang dalam hal ini tidak ada satu nas tegas yang menerangkan tentang haramnya. Dan pada catur itu sendiri melebihi permainan dan hiburan biasa. Di dalamnya terdapat semacam olah raga otak dan mendidik berfikir. Oleh karena itu tidak dapat disamakan dengan dadu. Dan justru itu pula mereka mengatakan: yang menjadi ciri daripada dadu ialah untung-untungan (spekulasi), jadi sama dengan azlam. Sedang yang menjadi ciri dalam permainan catur ialah kecerdasan dan latihan, jadi sama dengan lomba memanah.

Namun tentang kebolehannya ini dipersyaratkan dengan tiga syarat:

1. Karena bermain catur, tidak boleh menunda-nunda sembahyang, sebab perbuatan yang paling bahaya ialah mencuri waktu.
2. Tidak boleh dicampuri perjudian.
3. Ketika bermain, lidah harus dijaga dari omong kotor, cabul dan omongan-omongan yang rendah.

Kalau ketiga syarat ini tidak dapat dipenuhinya, maka dapat dihukumi haram.

Halal dan Haram dalam Islam
Oleh Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi

Dunia seluruhnya ketika ini sedang menghadapi satu kemelut atau krisis ekonomi yang berterusan, setelah mencuba pelbagai teori ekonomi ciptaan manusia yang serba tidak sempurna, kononnya teori ekonomi itu menjamin masa depan yang lebih baik kepada manusia.

Pakar-pakar ekonomi dari kalangan aliran Kapitalis telah menggaris beberapa pendekatan sistem ekonomi yang kononnya menjamin keselesaan kehidupan, tetapi pada hakikatnya menempuh jalan buntu, akhirnya tidak mampu menyelesaikan masalah hidup kerana ia dicipta menurut naluri serta pandangan manusia yang serba terbatas.

Selagi mana sistem ekonomi tidak disandarkan kepada pendekatan Islam sebenar berasaskan akhlak agama, khususnya perasaan malu untuk tidak mengeksploit harta benda awam, maka ia akan mengundang dan menuju kepada perlakuan jenayah dalam mengamalkan teori sesuatu sistem ekonomi.

Menurut Islam, perasaan malu adalah satu sifat mulia yang mampu membangkitkan kesedaran kepada seseorang individu untuk meninggalkan segala perlakuan jahat, maksiat serta perkara yang bercanggah dengan hukum-hukum syariat Islam termasuk dalam perlakuannya pada amalan berekonomi, ia termasuk juga mengekangnya untuk tidak menipu, memonopoli sesuatu barangan produk, tidak mencuri, tidak terlibat dalam jual beli yang haram, kerana perlakuan jahatnya itu diperhatikan oleh Allah SWT.

Syariat Islam adalah penyelesai kepada kemelut ekonomi

Negara-negara umat Islam, khususnya negera-negara OIC perlu menjadi perintis kepada pelaksanaan sistem ekonomi bertepatan dengan roh syariat Islam yang berteraskan elemen ayat-ayat al-Quran tanpa sedikitpun terikat dengan mana-mana elemen sistem ciptaan manusia, kerana Islam menganggap ia sebagai cara untuk menghapuskan sistem-sistem yang dikenal pasti menindas kepentingan orang ramai.

Bagi menangani kemelut ekonomi yang dianggap menyusahkan banyak pihak khususnya orang awam, Islam telah meletakkan garis panduan untuk diikuti oleh seluruh peringkat individu di kalangan umat Islam, iaitu prinsip al-Quran yang menghubungkan naluri manusia dengan hukum syariat Allah SWT, ia dapat dijelmakan menerusi tiga perkara berikut:

1. Menyediakan kaedah membersihkan hati manusia daripada segala dosa, dengan meninggalkan segala aspek muamalat yang dianggap jijik oleh Islam.
2. Kaedah menambah-baik pengurusan harta dan cara pensuciannya daripada daki riba, faedah dan sebagainya.
3. Menjamin keharmonian hidup kepada setiap individu dalam bermasyarakat untuk memenuhi keperluan mereka dari sudut penggalakan pertumbuhan ekonomi bagi meneruskan agenda hidup harian terutama kepada golongan fakir, miskin dan mereka yang benar-benar perlu dibantu.

Islam memerangi jenayah dalam amalan berekonomi

Sejak awal-awal lagi Islam sebagai agama penyelesai kepada permasalahan hidup manusia, telah menyatakan sikapnya yang cukup tegas untuk memerangi apa sahaja bentuk tindakan atau perlakuan bersabit dengan perkara yang boleh menyekat pertumbuhan ekonomi.

Al-Quran yang menjadi teras keutuhan pertumbuhan ekonomi negara, masyarakat dan sebagainya, tampil dengan laungan larangan yang keras terhadap mana-mana individu yang terlibat dengan perlakuan negatif itu, justeru, Islam telah menggariskan beberapa tindakan berikut sebagai ancaman kepada kemajuan ekonomi:

1. Memakan/mengambil harta orang ramai dengan cara yang batil (tidak sah), kerana al-Quran menganggapnya sebagai satu perbuatan dosa dan mengeksploitasi harta/hak orang lain dengan cara paksa, ia adalah satu larangan dan jenayah yang mesti dijauhkan, firman Allah menerusi ayat 188, surah al-Baqarah maksudnya : "Dan janganlah  kamu makan (atau mengambil) harta (orang-orang lain) di antara kamu dengan jalan yang salah, dan jangan pula kamu menghulurkan harta kamu (memberi rasuah) kepada hakim-hakim kerana hendak memakan (atau mengambil) sebahagian dari harta manusia dengan (berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui (salahnya)."

2. Mengambil dari wang riba, sesungguhnya Islam dengan jelas menyatakan bahawa tindakan itu adalah satu perbuatan yang mesti diperangi, kerana Allah SWT akan menimpakan siksaan yang keras kepada pelakunya, dan menganggapnya sebagai musuh Allah SWT, firman-Nya menerusi ayat 278-279 surah al-Baqarah, maksudnya : "Wahai orang-orang yang beriman! bertaqwalah kamu kepada Allah dan tinggalkanlah (jangan menuntut lagi) saki baki riba (yang masih ada pada orang yang berhutang) itu, jika benar kamu orang- orang yang beriman.Oleh itu, kalau kamu tidak juga melakukan (perintah mengenai larangan riba itu), maka ketahuilah kamu: akan adanya peperangan dari Allah dan RasulNya, (akibatnya kamu tidak menemui selamat). dan jika kamu bertaubat, maka hak kamu (yang sebenarnya) ialah pokok asal harta kamu. (dengan yang demikian) kamu tidak berlaku zalim kepada sesiapa, dan kamu juga tidak dizalimi oleh sesiapa."

3. Satu bentuk tindakan yang dianggap jijik oleh Islam ialah monopli sesuatu barangan, kerana ia disifatkan Islam sebagai satu perbuatan kotor dengan tidak menampakkan daya usaha gigih sesorang, cukup dengan mengaut keuntungan hasil usaha orang lain, sehubungan itu, baginda Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya : "Sesiapa yang memonopli sesuatu barangan, maka dia telah melakukan satu kesalahan, dan orang yang berslah itu berdosa dan bermaksiat kepada Allah SWT."

4. Menurut ahli fiqh Islam, sesiapa yang melakukan perbuatan itu, hendaklah dia bertaubat kepada Allah SWT, kerana tindakannya itu adalah satu jenayah, iaitu dengan menyorok barang keperluan seperti inyak, gula, gandum, beras dan sebagainya untuk dijual pada satu tempoh tertentu bertujuan untuk menaikkan harganya hingga tidak dapat dinikmati oleh golongan berpendapatan rendah atau sederhana, kekayaan hanya berkisar di kalangan mereka yang berada atau golongan kaya dan berada.

5. Jenayah rasuah berleluasa di kalangan segelintir individu yang berkepentingan, ia dianggap satu perbuatan yang boleh merosak dan merencatkan pertumbuhan ekonomi, rasuah juga adalah satu tindakan yang membawa kepada penganiayaan, penghakisan hak golongan berpendapatan rendah dan sederahana, malah yang lebih buruk lagi merosakkan nilai akhlak pelaku, sama ada yang memeberi ataupun yang menerima, sehubungan ini, baginda Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud : "Orang yang memberi dan menerima rasuah, kedua-duanya dalam api neraka."

6. Sektor perjudian dan penjualan arak juga adalah dianggap merosakkan sumber ekonomi sesebuah negara yang sudah pasti tidak akan diberkati Allah dalam segenap aktiviti yang berpunca daripada hasil kedua-duanya, kerana ia adalah punca sebenar yang dikenal pasti berpotensi membawa kepada permusuhan, hasad dengki dan sebagainya, akibatnya perancangan pertumbuhan ekonomi tidak mampu ditadbir dengan baik, firman Allah menerusi ayat 90-91 surah al-Maidah bermaksud : "Wahai orang-orang yang beriman! Bahawa Sesungguhnya arak, dan judi, dan pemujaan berhala, dan mengundi nasib dengan batang-batang anak panah, adalah (semuanya) kotor (keji) dari perbuatan syaitan. oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya. Sesungguhnya Syaitan itu hanyalah bermaksud mahu menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu dengan sebab arak dan judi, dan mahu memalingkan kamu daripada mengingati Allah dan daripada mengerjakan sembahyang. oleh itu, mahukah kamu berhenti (daripada melakukan perkara-perkara yang keji dan kotor itu atau kamu masih berdegil)?".

7. Menipu juga disifatkan Islam sebagai punca kepada kemerosotan ekonomi negara, mengapa tidak? Jika seorang individu itu memanipulasi sistem kewangan atau pengeluaran barangan dengan tidak melakukan catatan hitam putih sebagai bahan bukti, maka akan berlaku penyelewengan yang merugikan produktiviti negara yang akan membawa kesan buruk terhadap orang ramai (rakyat), justeru, Islam memandang serius perbuatan itu dan pelakunya tidak dianggap sebagai sebahagian daripada umat Nabi Muhammad, sabda baginda yang bermaksud : "Sesiapa yang menipu bukan dari kalanganku."

8. Menyimpan barangan kemas/perhiasan tanpa dimanfaatkan atau menggunakannya, malah tidak mengeluarkan zakat daripadanya, dianggap sebagai satu perbuatan yang menghalang pemberian hak kepada yang memerlukan di kalangan asnaf yang lapan, Allah menegaskan dalam ayat 34-35 surah at-Taubah, maksudnya : "Dan (ingatlah) orang-orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak membelanjakannya (mengeluarkan zakat) pada jalan Allah, maka khabarkanlah kepada mereka dengan (balasan) azab siksa yang tidak terperi sakitnya. (Iaitu) pada hari dibakar emas perak (dan harta benda) itu dalam neraka jahanam, lalu diselar dengannya dahi mereka, dan rusuk mereka, serta belakang mereka (sambil dikatakan kepada mereka): "Inilah apa yang telah kamu simpan untuk diri kamu sendiri, oleh itu rasalah (azab dari) apa yang kamu simpan itu."

9. Perniagaan pada barangan yang diharamkan Allah seperti arak, nombor ekor, dadah, candu yang membahaya kesihatan awam dan lain-lain juga adalah satu ketetapan jenayah yang mesti dibenteras segera oleh pihak berwajib, kerana ia adalah tindakan zalim terhadap orang lain.

10. Pelacuran yang melibatkan anak-anak gadis yang suci dengan menjual tubuh badan mereka kerana mahu mengaut keuntungan segera adalah jenayah yang tidak boleh dimaafkan, kerana ia tindakan licik sesetengah pihak yang akhirnya memperolehi hasil yang sama sekali tidak diberkati Allah SWT dan menucar-kacirkan institusi masyarakat umat Islam yang sepatutnya menjadi sebaik-baik umat contoh kepada yang lain, Allah menjelaskan dalam ayat 33 surah an-Nur, maksudnya : "Dan janganlah kamu paksakan hamba-hamba perempuan kamu melacurkan diri manakala mereka mahu menjaga kehormatannya, kerana kamu berkehendakkan kesenangan hidup di dunia. Dan sesiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah - sesudah paksaan yang dilakukan kepada mereka - Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."

11. Hasil pandapatan dari pembinaan kafe-kafe maksiat, disko-disko, rumah-rumah urut yang bertujuan menyebar budaya songsang dan memberi perkhidmatan seks dipandang serius oleh Islam, kerana ia dianggap sebagai punca kemungkaran dan hilangnya keberkatan daripada Allah SWT, maka segala hasil daripadanya adalah haram, ia bertepatan dengan firman Allah 19, surah an-Nur, maksudnya : "Sesungguhnya orang-orang yang suka perbuatan buruk lagi keji di kalangan orang-orang yang beriman berlaku, mereka akan beroleh azab siksa yang tidak terperi sakitnya di dunia dan di akhirat; dan (ingatlah) Allah mengetahui (segala perkara) sedang kamu tidak mengetahui (yang demikian)."

12. Kegiatan mencuri juga adalah salah satu jenayah yang boleh merugikan banyak pihak terutama kepada hasil pendapatan negara, negara akan terdedah dengan bencana jika menerima hasil pendapatannya daripada wang atau sumber kecurian, ia juga akan memporak-perandakan masyarakat, justeru, bagi yang terlibat dengan kegiatan mencuri secara terang atau tersembunyi dengan saksi-saksi yang adil, maka mereka perlu dihadapkan ke mahkamah untuk dipotong tangannya, itulah penyelesaian terbaik daripada Allah agar dapat mengurangkan penularan kegiatan tidak bermoral itu dalam masyarakat umat Islam, firman Allah SWT menerusi ayat 38 surah al-Maidah, maksudnya : "Dan orang lelaki Yang mencuri dan orang perempuan Yang mencuri maka (hukumnya) potonglah tangan mereka sebagai satu balasan Dengan sebab apa Yang mereka telah usahakan, (juga sebagai) suatu hukuman pencegah dari Allah. dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana."

13. Mengadakan projek-projek mega yang hanya menguntungkan pihak tertentu dengan menelan belanja mencecah berbilion ringgit, sesetengahnya terbengkalai tanpa alasan yang boleh diterima, projek pula dimonopoli oleh kroni-kroni, ini termasuk program-program yang melibatkan penggunaan aliran eletrik yang banyak yang hanya dinikmati oleh golongan pemerintah, pada waktu yang sama menasihati rakyat supaya berjimat cermat kononnya untuk berhemah dalam pengurusan ekonomi, mereka ini boleh disifatkan sebagai golongan yang melakukan pembaziran dan pandai berkata-kata tetapi tidak melakukannya, kepada mereka Allah berfirman menerusi ayat 27 surah al-Isra� maksudnya : "Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara Syaitan, sedang Syaitan itu pula adalah makhluk yang sangat kufur kepada Tuhannya." Dan firman-Nya lagi dalam ayat 2 surah as-Sof, maksudnya : "Wahai orang-orang yang beriman! mengapa kamu memperkatakan apa yang kamu tidak melakukannya!"

Islam dan keperluan pertambahan pengeluaran produk

Islam sentiasa menggalakkan penganutnya agar peka dalam menambahkan pengeluaran produk yang bermutu tinggi yang menjadi keperluan kepada orang ramai tanpa melakukan pembaziran lebih-lebih lagi boleh dijadikan pendapatan negara.

Produk yang perlu dihasilkan adalah berbentuk pengeluaran keutamaan seperti beras, gandum, bukannya dengan penanaman tembakau atau bahan-bahan yang yang tidak boleh dimanfaat oleh sebahagian besar rakyat sesebuah negara malah ia adalah produk yang membawa kepada bahaya.

Apa yang penting untuk penghasilan sesuatu produk itu benar-benar diberkati Allah, ialah dengan wujudnya aspek akhlak yang menjadi tunjang kepada ekonomi negara, iaitu akhlak yang menjadikan seseorang itu berdisplin dan beretika malah jauh dari sebarang tindakan negatif seperti yang dibahaskan di atas antaranya, menipu, terlibat dengan rasuah, judi, arak, pelacuran dan lain-lain.

Disiplin, tekun, bersungguh dan beretika dalam pekerjaan menjamin produktiviti yang disantuni Allah sebagai satu bahagian akhlak yang cukup memberangsangkan, sekali gus seseorang itu akan merasakan ketenangan dalam meningkatkan mutu hasil ekonomi yang terbaik buat negara dan masyarakatnya malah membantu mencapai tahap ekonomi yang baik.

Konsep Pembangunan Ekonomi

Menurut Dr Abdul Ghani 'Abod : Adams mendefinisikan Economic Growth sebagai :

"Perkembangan atau peralihan yang berterusan, merangkum pengagihan semula sumber-sumber kekayaan. Perkembangan dari sudut sejarahnya dari era pertanian kepada era industri dan dari tahap itu kepada era perkhidmatan." .

Namun menurut Dr Abdul Ghani definisi ini akan dilihat sebagai suatu definisi yang sempit kecuali pengertian proses peralihan tersebut difahami secara meluas; merangkum perubahan dalam setiap aspek kehidupan.

Sama ada pembangunan merangkum atau tidak aspek pertumbuhan namun umum berpendapat bahawa Economic Growth juga bermakna Economic Development secara lumrah. Kedua-duanya saling kait mengait dan diperlukan dalam negara membangun.

Sebenarnya konsep pembangunan ekonomi Islam bertolak dari pengembangan sumberdaya manusia (human capital) dan penguasaan teknologi sebagai penggerak utama (driving force) pembangunan ekonomi. Pengembangan sumber daya manusia merangkum seluruh potensi dan keberdayaan dan kualiti kemanusiaan dari sudut rohani dan moral. Pembangunan ekonomi merangkum pembangunan sistem kewangan dan dasar perniagaan global yang adil. Ia juga merangkum pemerataan kebebasan sosial, keadilan ekonomi, pengembangan teknologi, usaha mempelbagaikan sumber dan sebagainya.

Sebuah negara dikira sebagai negara membangun berasaskan kadar piawaian atau kategori tertentu. Kategori diukur berdasarkan Keluaran Negara Kasar per kapita bagi sesebuah negara. Sesebuah negara dikatakan membangun apabila telah melalui pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi ialah peningkatan pendapatan (keluaran negara per kapita) manakala perubahan struktur ekonomi ialah perubahan kepentingan sektor kepada perindustrian, peratus penduduk bandar yang tinggi, jangka hayat semasa lahir yang panjang dan kadar buta huruf yang rendah, serta pendedahan kepada arina antarabangsa dan sebagainya.

Unsur-Unsur Pembangunan

Unsur yang terpenting dalam pembangunan ini ialah unsur manusiawi; kendatipun tidak dinafikan bahawa konsep pembangunan Islam itu adalah bersifat komprehensif dan bersepadu. Pembangunan dari perspektif Islam mengoptimumkan faktor kesejahteraan manusia, akhlak ,dan kebendaan, kerohanian dan fizikal, ekonomi dan sosial.

Asas Pembangunan

Pembangunan bertolak dari falsafah dan konsep yang merujuk kepada persoalan asas dalam hidup. Dalam konteks umat Islam asas yang paling fundamental ialah akidah atau iman.

Asas ini menegaskan bahawa manusia sebagai pemegang amanah Allah bertanggungjawab untuk memakmurkan alam dan mengurusnya dengan cara yang paling baik dan saksama.

Allah tidak suka perbuatan merosakkan; alam tempat penghunian manusia dan makhluk Allah yang lain dari generasi ke generasi. Kehadiran manusia di dunia ini adalah untuk penyembahan dan ubudiah diri kepada Allah.

Asas Iman, Islam dan Ihsan melatari segala gerak kerja pembangunan.

Syariat adalah asas pembangunan yang berikutnya. Pengembangan ekonomi mesti merujuk kepada asas-asas yang syar�i dan halal. Segala akad-akad yang fasid serta muamalat yang berunsur gharar dan qimar tidak boleh menjadi amalan dalam membangun ekonomi. Pembangunan mesti menjulang dasar yang adil, tidak menindas, atau melalui kaedah yang zalim dan haram.

Asas berikutnya ialah asas akhlak atau Ihsan. Pembangunan keperihatinan moral adalah prasyarat dalam pembangunan ekonomi Islam. Sebab itu usaha meningkatkan kemakmoran mesti digandingi oleh usaha meningkatkan ibadah, menggilap ruhani dan tendensi kejiwaan yang lohor dan positif.

Hal ini penting untuk mengukuhkan kawalan dalaman serta daya kontrol nafsu dan kemahuan yang rendah. Jika tidak dilakukan maka masyarakat akan dihantui oleh kecenderungan melempiaskan nafsu syahwat dan peningkatan jenayah serta maksiat.

Selain dari itu ilmu, teknologi dan keterampilan adalah asas yang tidak kurang pentingnya dalam menjana pembangunan ekonomi umat Islam. Semakin tinggi pencapaian warga umat Islam dalam bidang ilmu, teknologi dan keterampilan maka semakin meningkat kemajuan pembangunan ekonomi yang dapat dicapai. Ini berkait rapat dengan keupayaan untuk takhassus dalam berbagai bidang pengeluaran.

Pembangunan Seimbang juga merupakan matlamat pembangunan ekonomi Islam. Ia bukan hanya bermakna pembangunan yang harmoni dan seimbang antara wilayah-wilayah dan antara sektor-sektor ekonomi tetapi juga kepada pemulihan kesaksamaan agihan pendapatan dan pemilikan harta.

Seterusnya ialah Peningkatan Kualiti Kehidupan. Pembangunan ekonomi Islam merangkum peningkatan prasarana kebajikan ekonomi rakyat, peningkatan budaya kepenggunaan yang bijak dan seimbang; tidak membazir dan lebih mementingkan kepada memenuhi keperluan secara bersahaja serta mengelakkan amalan hidup bermewah- mewah.

Rakyat sewajarnya merasa semakin selamat, penawaran barangan keperluan yang serba cukup, pengangkutan yang serba mudah, bantuan kewangan dan kebajikan untuk seluruh rakyat, perlindungan pengguna melalui institusi al Hisbah, pembangunan infrastruktur fizikal dan sosial, kestabilan harga khasnya harga barang keperluan asas, kemudahan rawatan dan sebagainya.

Untuk itu kerajaan perlu mengujudkan peluang pekerjaan yang luas kepada rakyat, membangun dan menyediakan jaminan sosial yang berkesan disamping memastikan kesaksamaan agihan pendapatan dan kekayaan.

Oleh: Zainudin Hashim

Tanggal 19 dan 20 Julai 2008, tersebutlah dalam sejarah Jabatan Syariah dan Ekonomi Univesiti Malaya apabila pertama kali dalam sejarah telah berjaya melaksanakan hari interaksi jabatan di luar Akademi Pengajian Islam Univesiti Malaya. Dua hari satu malam di Hotel Seri Malaysia Bagan Lalang, Selangor Darul Ehsan, dalam suasana yang ceria, seramai lebih 60 orang pelajar jabatan Syariah Dan Ekonomi terdiri daripada tahun satu, dua dan tiga bersama-sama menjayakan program ini.



Satu program yang sangat berharga yang harus dimanfaatkan oleh pelajar2 kerana bagi saya, walaupun sudah setahun di dalam jabatan ini, tetapi saya masih belum mengenali senior2 di jabatan sendiri, walaupon kadang2 selalu berselisih di Akademi Pengajian Islam. Selain itu program ini juga bertujuan untuk merapatkan hubung
an antara pelajar dan pensyarah jabatan Syariah dan Ekonomi. Banyak masalah yang dapat kami berkongsi bersama dalam program ini, pensyarah2 yang tidak lokek ilmunya, beserta pengalaman2 yang telah dilalui sblm ini, program yang agak santai dengan pensyarah2 yang mesra dengan pelajar2, membuatkan kami tidaklah berasa malu untuk menyatakan masalah kami di dalam pelajaran.




Pelbagai aktiviti yang telah dijalankan antaranya ialah sukaneka, prgram bsama pensyarah, BBQ, dan sebagainya. Dalam bersuka ria bercuti sambil merehatkan otak yang tengah berserabut, aktiviti2 kerohanian juga tidak dilupakan dan penasihat lajnah kami yang pada program ini berlangsung tidak dapat bersama2 kami kerana sedang menunaikan umrah, ttpi diatas kudrat kerajinan beliau progaram ini dapat dilaksanakan. Jarang sekali program2 bersuka ria seperti ini dijalankan program seperti Qiamullail, tetapi kali ini kami melakukannya. Bak kata ketua Jabatan Syariah dan Ekonomi, Prof Dr. Joni Tamkin Bin Burhan dalam kuliah subuhnya, mlm td kita BBQ, dah ckup untuk makanan fizikal, pagi ini kita Qiam utk makanan rohani pula, dan selepas ini kite bersukan untuk melengkapkan kitaran hidup yang sihat, kata2 beliau sangat bermakna, membuatkan kita berfikir kelogikannya....

Akhir kata, moga2 program yang telah dijalankan ini membawa seribu kenangan dan manfaat kepada semua pelajar, saya sangat berbangga menjadi salah seorang daripada pelajar Jabatan Syariah dan Ekonomi......


Bencana Kerana Perbuatan Sendiri

Posted by bro_JSE 11 July 2008 0 comments

Kebelakangan ini, kita sering mendengar pelbagai berita mengenai tragedi yang berlaku di seluruh dunia. Ini termasuklah pembunuhan yang berpunca daripada perasaan tamak serta dengki khianat sesama manusia itu sendiri.

Selain daripada itu, bencana alam seperti banjir, taufan, gempa bumi, kemarau, letupan gunung berapi, peperangan serta banyak lagi tragedi lain semakin kerap melanda sebahagian besar muka bumi yang kita diami.

Kesan daripada bencana itu, berlakulah kehilangan ribuan nyawa manusia, ternakan dan juga kerugian harta benda yang tidak ternilai. Dalam pada itu, ada juga tempat-tempat yang jarang atau tidak pernah kita dengar berlaku gempa bumi, kini dilaporkan mengalami kejadian itu.

Begitu juga dengan peperangan, hampir setiap hari beribu-ribu manusia terkorban kerana bencana buatan manusia sendiri. Daripada peristiwa itu, dapat kita melihat bagaimana manusia dan alam kini semakin kalut dengan pelbagai kemelut. Bagaimanapun, qada’ dan qadar Allah ternyata berlaku terhadap manusia berasaskan perbuatan mereka sendiri.

Apabila datang bencana, ia adalah balasan yang setimpal daripada Allah kepada segelintir hamba-Nya yang tidak pernah mahu menginsafi perbuatan masing-masing dengan meneruskan penderhakaan terhadap Allah.

Kalau direnung secara mendalam, kita akan dapati bahawa segala malapetaka yang berlaku sekarang membuktikan keagungan Allah terhadap hamba-Nya.
Kemarau dan banjir umpamanya menakutkan manusia di serata dunia. Ini kerana ia boleh berlaku di mana saja tanpa mengira keadaan iklim atau fizikal sesuatu tempat itu lagi hingga ia kadangkala turut mengelirukan pihak yang terbabit untuk membuat kajian saintifik mengenai bencana tersebut.

Dalam hubungan itu, masing-masing lupa bahawa bencana itu adalah ketetapan Allah lantaran kedurjanaan yang dilakukan oleh kelompok manusia tertentu. Kini, maksiat berlaku di merata tempat dan manusia kian gila dengan kehidupan sosial tanpa batasan. Kalau dikaji secara mendalam, bencana seperti kemarau yang begitu teruk sebenarnya adalah bala Allah terhadap manusia yang enggan mensyukuri nikmat Allah.

Rezeki dan kurniaan Allah terhadap mereka banyak dilaburkan ke jalan maksiat dan sia-sia. Apabila diuji oleh Allah dengan kepapaan dan kemiskinan, mereka begitu mudah berputus asa dan mula menderhakai Allah dengan melakukan alternatif yang tidak direstui Islam.

Firman Allah yang bermaksud:
“Dan apa jua yang menimpa kamu dari sesuatu kesusahan (atau bala bencana) maka ia adalah disebabkan oleh apa yang kamu lakukan (perbuatan salah dan berdosa) dan (dalam pada itu) Allah memaafkan sebahagian daripada dosa kamu.”
(Surah As-Syura: ayat 30). Sebagai umat Islam yang meyakini keesaan dan keadilan Allah, maka adalah perlu bagi kita semua untuk merenungi dan meneliti setiap kejadian ngeri, termasuk pelbagai musibah yang berlaku dengan penuh keinsafan.
Insaf kerana segala apa yang berlaku adalah kekuasaan Allah dan insaf untuk beringat-ingat bahawa bencana yang terjadi akan menimpa sesiapa jua nanti, andainya mereka melakukan penderhakaan terhadap Allah.

Dalam hal ini, setiap kita perlu merenung ke dalam diri kita dengan serius, mengkaji setiap tingkah laku dan tindakan yang kita ambil sekian lama, apakah semuanya menepati kehendak masyarakat keseluruhannya atau menyeleweng daripada landasan kebenaran dan keredaan Allah.
Apabila Allah sendiri berjanji seperti di dalam firman-Nya itu, maka tidak mustahil setiap bencana yang berlaku adalah balasan di atas sikap dan perlakuan manusia itu sendiri.

Dalam pada itu, jika ada kesederhanaan dalam malapetaka yang menimpa seseorang atau sesuatu umat, maka ia barangkali menjadi satu ingatan dan pesanan daripada Allah agar mereka yang terbabit segera insaf dan kembali kepada kebenaran.
Allah berfirman yang bermaksud:
“Wahai kaum-Ku, mintalah ampun kepada Tuhanmu, kemudian kembalilah taat kepada-Nya agar diturunkan hujan lebat dan menambah bagi kamu kekuatan yang sedia ada dan janganlah kamu membelakangkan seruan-Ku dengan terus melakukan dosa.”
(Surah Hud: ayat 52).

Keengganan menunaikan beberapa tuntutan Islam seperti mengeluarkan zakat juga mempunyai hubungan dengan bencana, antaranya kemungkinan berlaku kemarau panjang seperti sabda Rasulullah saw yang bermaksud:“Tidak menghalang sesuatu kaum itu daripada mengeluarkan harta mereka melainkan mereka menghalang langit daripada menurunkan hujan, kalaulah tidak kerana binatang (di muka bumi) nescaya langit pasti tidak akan menurunkan hujan selama-lamanya.”

Dalam sebuah hadis lain yang diriwayatkan oleh At-Tarmizi daripada Ali bin Abu Talib, Rasulullah saw bersabda yang bermaksud:
“Apabila umatku melakukan 15 perkara berikut, maka layaklah mereka ditimpa bencana iaitu:

1.Apabila harta yang dirampas (daripada peperangan) diagih-agihkan kepada orang-orang yang tertentu sahaja.
2.Apabila zakat dikeluarkan kerana penebus kesalahan (terpaksa).
3.Apabila sesuatu yang diamanahkan menjadi milik sendiri.
4.Apabila suami terlalu mentaati isteri.
5.Apabila anak-anak menderhakai ibu bapa masing-masing.
6.Apabila seseorang lebih memuliakan teman daripada ibu bapa sendiri.
7.Apabila kedengaran banyak bunyi bising.
8.Apabila lebih ramai berbicara mengenai hak keduniaan di dalam masjid.
9.Apabila sesuatu kaum itu terdiri daripada orang yang dihina oleh mereka.
10.Apabila memuliakan seseorang kerana takutkan tindakan buruknya.
11.Apabila arak menjadi minuman biasa.
12.Apabila lelaki memakai sutera.
13.Apabila perempuan dijemput menghiburkan lelaki.
14.Apabila wanita memainkan alat-alat muzik.
15.Apabila orang yang terkemudian menghina orang terdahulu, maka pada saat itu tunggulah bala yang akan menimpa dalam bentuk angin merah (puting beliung) atau gerak gempa yang maha dahsyat atau tanaman yang tidak menjadi.

Seandainya kita sama-sama merenungi hadis di atas, tidak dapat tidak kita akan menerima hakikat bahawa bencana yang menimpa sesuatu kaum itu adalah berpunca daripada perbuatan mereka sendiri.

Oleh itu, sama-samalah kita kembali kepada tatacara hidup seperti yang dituntut oleh Islam, semoga kehidupan kita akan dirahmati keamanan dari dunia hingga ke akhirat.

Blog Menarik!!!!!

Posted by bro_JSE 0 comments


"LIFE OF MASTERSIYASI". Gambar disebelah adalah pemilik blog life of mastersiasi, Kamarul Norfirdaus Bin Dollah, mengemukakan isu-isu agama dan politik, sama-sama lah kita berkongsi pengalaman.


Syukran.


KÕLëK§Ï MãDãH

Posted by bro_JSE 0 comments

Jangan terlalu tinggi menulis, tetapi jangan pula terlalu rendah. Itulah karangan yang agung.

Sejarah adalah politik masa lampau dan politik adalah sejarah sekarang.

Seseorang gadis apabila berada di sisi seorang jejaka mestilah bersikap seperti bunga yang menginsafi keharumannya.

Sahabat yang sejati adalah orang-orang yang dapat berkata benar denganmu, bukannya orang yang dapat membenarkan kata-katamu.

Empat perkara amalan budiman adalah menjauhkan cakap kosong, menjauhi tangan daripada menganggu, cepat memberikan penghargaan dan lambat menjatuhkan tuduhan.

Sahabat itu umpama bayang-bayang, apabila terang nampaklah ia dan apabila gelap hilanglah ia.

Jika kita tidak dapat memiliki apa yang kita suka, sukailah apa yang telah kita miliki.

Kehidupan merupakan suatu nostalgia perjalanan, kematian merupakan kenyataan yang sebenarnya.

Kejayaan merupakan sebuah tangga, di mana anda tidak boleh mendakinya dengan tangan menyeluk saku.

Memburu cinta memang baik, tetapi cinta yang datang tanpa diburu seribu kali lebih baik lagi.

Persahabatan adalah perisai bagi segala bencana dan segala peristiwa yang terjadi pada setiap zaman.

Berhati-hati memilih kawan, tetapi lebih berhati-hatilah lagi apabila
bertukar pasangan.

Cara terbaik menghukum orang yang telah melakukan kesalahan terhadap kita ialah dengan berbuat baik kepadanya.

Kecantikan wanita seperti kaca yang tidak bermakna tanpa dihiasi
dengan jiwa yang tulus.

Lebih baik menjadi pendengar yang bijak daripada menjadi
pemerhati yang kaku dan tidak tahu apa-apa.

Manusia biasanya lebih menghargai sesuatu yang sukar diperoleh tetapi sering melupakan nikmat yang telah tersedia.

Nikmat serta kebahagian yang kita rasai pada hari ini adalah bukti kesungguhan usaha kita pada masa yang lalu.

Melakukan sesuatu perkara dengan tujuan untuk mendapatkan ganjaran adalah lambang manusia yang materialistik.

Jambatan menjadi penghubung antara dua buah kampung, perkahwinan menjadi penghubung antara dua insan dan anak menjadi penghubung antara ibu dan ayah.

Seseorang yang bergelar pakar adalah seorang yang banyak pengetahuan tentang kekurangan bukannya banyak pengetahuan tentang kelebihan.

Laksanakanlah apa yang dicita-citakan dan sebaliknya padamkanlah apa sahaja yang diangan-angankan.

Jangan mengukur kebijaksanaan seseorang hanya kerana kepandaiannya berkata-kata tetapi juga perlu dinilai buah fikiran serta tingkah lakunya.

Kebencian akan membawa dua sahabat menjadi musuh, dua pemimpin akan bertelingkah, dua negara akan bergolak dan dua benua akan musnah.

Setitik dakwat mampu membuat sejuta manusia berfikir tentangnya.

Kehidupan ini diibaratkan sebuah pentas dan makhluk yang bergelar manusia adalah pelakon utamanya.

Semua manusia tahu bagaimana hendak bercakap tetapi tidak semua
orang tahu bila dia patut bercakap.

Kurang ilmu boleh ditambah, kurang pandai boleh belajar, tetapi kurang kejujuran, payah dan sukar menambah dan mempelajari kecuali dengan kemahuan dan kemampuan yang luar biasa.

Ada dua cara seseorang itu tidak boleh berjaya iaitu orang yang hanya mengerjakan apa yang disuruh dan orang yang tidak mahu mengerjakan apa yang disuruh.

Jangan disampaikan dan dipertaruhkan rahsia kepada orang yang belum dipercayai benar kerana mempertaruhkan rahsia kepada mereka bererti membuka rahsia itu.

Kepapaan membuat seseorang yang petah bercakap menjadi pendiam
dan menyebabkan seseorang yang bijak menjadi bodoh.

Apabila anda berada di puncak sebuah gunung jangan sesekali anda
lupakan rumput di bawah yang pernah anda pijak.

Kebijaksanaan menjanjikan kejayaan dan kebahagiaan tetapi
jika disalahgunakan akan mewujudkan penderitaan.

Kenangilah kesilapan pada masa lalu agar terbina sempadan di masa akan datang.

Sesungguhnya apa yang kita lihat serupa sebenarnya tidak semestinya sama.

Amat mudah untuk memadamkan api yang sedang marak, tetapi sukar untuk meredakan api kemarahan dalam diri.

Sesungguhnya untuk menilai kebaikan seseorang adalah amat
sukar daripada mencari keburukannya.

Manusia dikurniakan akal untuk berfikir tetapi akal juga telah digunakan oleh manusia untuk memusnahkan antara satu sama lain.

seseorang hanya menghasilkan dua kesudahan iaitu kegembiraan dan kesedihan.

Setiap peristiwa yang berlaku dalam hidup


Penghimpun dan penyusun hadith terbaik kedua setelah Imam Bukhari adalah Imam Muslim. Nama lengkapnya ialah Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Ia juga mengarang kitab As-Shahih (terkenal dengan Shahih Muslim). Ia salah seorang ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal hingga kini. Ia dilahirkan di Naisabur pada tahun 206 H. menurut pendapat yang shahih sebagaimana dikemukakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya 'Ulama'ul-Amsar.


Kehidupan dan Lawatannya untuk Mencari Ilmu

Ia belajar hadith sejak masih dalam usia dini, yaitu mulaii tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz, Iraq, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya.

Dalam lawatannya Imam Muslim banyak mengunjungi ulama-ulama kenamaan untuk berguru hadith kepada mereka. Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu 'Ansan. Di Irak ia belajar hadith kepada Ahmad bin Hambal dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz belajar kepada Sa'id bin Mansur dan Abu Mas'Abuzar; di Mesir berguru kepada 'Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama ahli hadith yang lain.

Muslim berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadith, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H. di waktu Imam Bukhari datang ke Naisabur, Muslim sering datang kepadanya untuk berguru, sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az-Zihli, ia bergabung kepada Bukhari, sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli. Muslim dalam Shahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadith-hadith yang diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadith dalam Shahihnya, yang diterimanya dari Bukhari, padahal iapun sebagai gurunya. Nampaknya pada hemat Muslim, yang lebih baik adalah tidak memasukkan ke dalan Shahihnya hadith-hadith yang diterima dari kedua gurunya itu, dengan tetap mengakui mereka sebagai guru.

Wafatnya

Imam Muslim wafat pada Minggu sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun.

Guru-gurunya

Selain yang telah disebutkan di atas, Muslim masih mempunyai banyak ulama yang menjadi gurunya. Di antaranya : Usman dan Abu Bakar, keduanya putra Abu Syaibah; Syaiban bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harb, Amr an-Naqid, Muhammad bin al-Musanna, Muhammad bin Yassar, Harun bin Sa'id al-Ayli, Qutaibah bin Sa'id dan lain sebagainya.

Keahlian dalam Hadith

Apabila Imam Bukhari merupakan ulama terkemuka di bidang hadith shahih, berpengetahuan luas mengenai ilat-ilat dan seluk beluk hadith, serta tajam kritiknya, maka Imam Muslim adalah orang kedua setelah Imam Bukhari, baik dalam ilmu dan pengetahuannya maupun dalam keutamaan dan kedudukannya.

Imam Muslim banyak menerima pujian dan pengakuan dari para ulama ahli hadith maupun ulama lainnya. Al-Khatib al-Baghdadi berketa, "Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, memperhatikan ilmunya dan menempuh jalan yang dilaluinya." Pernyataan ini tidak bererti bahawa Muslim hanyalah seorang pengekor. Sebab, ia mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri dalam menyusun kitab, serta metode baru yang belum pernah diperkenalkan orang sebelumnya.

Abu Quraisy al-Hafiz menyatakan bahawa di dunia ini orang yang benar-benar ahli di bidang hadith hanya empat orang; salah satu di antaranya adalah Muslim (Tazkiratul Huffaz, jilid 2, hal. 150). Maksud perkataan tersebut adalah ahli-ahli hadith terkemuka yang hidup di masa Abu Quraisy, sebab ahli hadith itu cukup banyak jumlahnya.

Karya-karya Imam Muslim

Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya :

• Al-Jami' as-Shahih (Shahih Muslim).
• Al-Musnadul Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadith).
• Kitabul-Asma' wal-Kuna.
• Kitab al-'Ilal.
• Kitabul-Aqran.
• Kitabu Su'alatihi Ahmad bin Hambal.
• Kitabul-Intifa' bi Uhubis-Siba'.
• Kitabul-Muhadramin.
• Kitabu man Laisa lahu illa Rawin Wahid.
• Kitab Auladis-Sahabah.
• Kitab Awhamil-Muhadditsin.


Kitab Shahih Muslim

Di antara kitab-kitab di atas yang paling agung dan sangat bermanfat luas, serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al-Jami' as-Shahih, terkenal dengan Shahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling shahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Shahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.

Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadith-hadith yang diriwayatkan, membandingkan riwayat-riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafaz-lafaz itu. Dengan usaha yang sedeemikian rupa, maka lahirlah kitab Shahihnya.

Bukti konkrit mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di mana Muslim menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan, bahawa ia pernah berkata: "Aku susun kitab Shahih ini yang disaring dari 300.000 hadith."

Diriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, yang berkata : "Aku menulis bersama Muslim untuk menyusun kitab Shahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah hadith.

Dalam pada itu, Ibn Salah menyebutkan dari Abi Quraisy al-Hafiz, bahawa jumlah hadith Shahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah hadith. Kedua pendapat tersebut dapat kita kompromikan, yaitu bahawa perhitungan pertama memasukkan hadith-hadith yang berulang-ulang penyebutannya, sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung hadith-hadith yang tidak disebutkan berulang.

Imam Muslim berkata di dalam Shahihnya: "Tidak setiap hadith yang shahih menurutku, aku cantumkan di sini, yakni dalam Shahihnya. Aku hanya mencantumkan hadith-hadith yang telah disepakati oleh para ulama hadith."

Imam Muslim pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas karunia Tuhan yang diterimanya: "Apabila penduduk bumi ini menulis hadith selama 200 tahun, maka usaha mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini."

Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadith yang diriwayatkan dalam Shahihnya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut : "Tidaklah aku mencantumkan sesuatu hadith dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan; juga tiada aku menggugurkan sesuatu hadith daripadanya melainkan dengan alas an pula."

Imam Muslim di dalam penulisan Shahihnya tidak membuat judul setiap bab secara terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebahagian naskah Shahih Muslim yang sudah dicetak, sebenarnya dibuat oleh para pengulas yang datang kemudian. Di antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-judul bab dan sistematika babnya adalah Imam Nawawi dalam Syarahnya.


Sumber: Kitab Hadith Shahih yang Enam, Muhammad Muhammad Abu Syuhbah.

Athirah Asyifa

Posted by bro_JSE 0 comments

“atirah asyifa!!” tempik ibu di luar bilik. Syifa terus mengelamun sendirian melayan fikiran yang makin buntu mencari penyelesaian.

“along..jangan macam ni nak…bukak pintu ni..long..” rayuan Mak Zaidah sedikit pun tidak diendahkannya.

“ma biaq pergi lah along tu..biar dia tenangkan fikiran dia..dia dah besar ma..”nasihat amirah asrar atau lebih senang dengan gelaran angah..adik yang paling disayangi oleh kakandanya.. sesekali dia sebak melihat keadaan kakak sulongnya,pilu tak terkata..tabahkan hatimu long…Allah amat menyayangimu, long…

Mak zaidah melepaskan dengusan kecil di sudut katil,pening dibuatnya..sejak anak-anaknya dibawah jagaannya,dia makin matang dan tabah menghadapi dugaan hidup..baginya biarlah susah asalkan anak-anaknya hidup dengan kebahagiaan bukannya penderitaan yang dilemparkan oleh bekas suaminya!


“aduh…” rintih Mak zaidah teringat dia akan kata-kata kawannya Samihah..

“pelan-pelan lah idah..anak kau tu perlukan masa,aku boleh tunggu tapi kalau lama sangat..aku takut anak aku pulak yang tak reti nak sabar’ …”

“kalau dah jodoh takkan kemana mihah…aku yakin dengan anak aku tu..syifa boleh hadapi!”tegas Mak Zaidah..

“anak kau macam mana mihah..sekarang duduk buat apa??”Tanya dia lagi..
“emmm..anak aku tu lagi sebulan balikla dia dari mesir tu..ambik entah ke benda entah aku lupa pula..syariah ke usul fiqh..entah lupa pula aku ni idah..”digarunya kepala yang tak gatal itu.

Mak Zaidah tersenyum manis,memang dah lama dia berkenan dengan anak samihah tu..tenang dan barakah wajah si umar al-akhtar. Kali terakhir dia melihat umar al-akhtar tahun lepas itupun kerana umar datang ke rumah mengkhabarkan pemergiannya ke mesir selepas pulang beraya ke tanahair kemudian akan terbang ke Universiti al-azhar untuk menyambung pengajiannya setahun lagi..

“Assalamualaikum..makcik..”sapa umar dari luar rumah.
“waalaikumussalam. .masuklah umar..”senyum mak zaidah lantas ke dapur menyediakan apa yang patut untuk tetamu yang datang.

“minumlah umar..mana mak kamu?” Tanya mak zaidah..

“ada di rumah, makcik..emmm makcik sihat?” sopan umar bertanya khabar.
“sihat..makcik macam inilah..”senyum mak zaidah lagi..

“emm..makcik tujuan saya datang ni nak sampaikan satu hajat”

“hajat apa dia?” umar senyum melihat kerutan dahi mak zaidah.

“saya ni dah lama berkenan dengan Nur Atirah Asyifa,makcik. . hajat saya nak memperisterikan syifa seumur hidup saya,makcik” jelas umar dengan tenang.

Hati Mak Zaidah tersergah seketika..

“emm..makcik tak dapat nak bagi jawapan dulu..kena Tanya tuan empunya badan dulu na..”balas Mak Zaidah dengan penuh berhati-hati.

“yelah makcik,setahun lagi saya akan balik sini..terus masuk meminang boleh tak makcik?” Tanya umar penuh sabar.

“Insya allah..ada jodoh tak kemana,umar” jawab Mak zaidah lagi ..dia tak berani nak beri keyakinan kepada umar.jelasnya yang dia lihat umar ikhlas menyuarakan hajatnya..datang seorang diri membawa hajat yang begitu besar..berani sungguh kau umar..umar.. umar…

“takpelah makcik..saya pulang dulu ye..sampaikan salam saya pada syifa”umar terus bingkas bangun dari kusyen empuk itu,lantas terus beredar dengan segera mungkin.takut juga dia lama-lama di rumah orang yang penghuninya tiada adam.
“oiii..idah lamanya kau mengelamun!” sampuk Mak mihah tiba-tiba..

“astagfirullah… mihah terkejut aku!” marah kecil mak Zaidah kemudian ketawa bersama-sama mihah.

“aku balik dulu lah..idah..dah nak maghrib ni..ingat tu pesanan aku..bukan apa..anak aku tu bila telefon saja Tanya pasal hal ni..pening jugak kepala ni.” Terang Mak mihah..

“yelah..yelah. .sekarang dalam proses memujuk lah ni..sabar’ lah “ tambah Mak zaidah lagi..

“Ma..ma..”panggil azierah azfa anak yang paling bongsu dari ruang tamu..

“awatnya adik?” berkerut dahi Mak Zaidah,wajah nya tersembul di muka pintu.

“Ma ..tengoklah along tu..dia duduk menangis lagi..makan tak mahu..minum tak mahu..semua tak mahu..” keluh adik sambil memegang dulang yang berisi nasi goreng dan teh panas.

“bagi kat aku.”perintah angah memohon dulang itu.lantas dia mengetuk pintu bilik along dengan perlahan.

“long..buka pintu ni..angah nak masuk..angah nak makan dengan along..dari malam tadi aku tak makan..nak makan dengan along..”rengek angah tanda memujuk kakandanya.

Mak Zaidah dan adik naik hairan dengan gelagat angah..tak pernah bercakap manja sebegini dengan along..ahh biar pergi lah..asalkan along makan nasi.

Pintu terkuak dengan sendirinya.. Angah tersenyum kambing ..menjadi jugak lakonan dia..sememangnya kelemahan along tak dapat disangkal lagi..hehehe angah sedikit gelak sambil masuk ke dalam bilik..


“ya allah…apa dah jadi ni..” terkejut angah melihat keadaan bilik along, tisu bersepah.. semua buku berselerak di lantai..di sudut katil along berteleku melemparkan pandangan ke luar sana..angah menggeleng kepala..

“macam ni lah kalau dah ma’zurah..jadi gila dibuatnya along ni..”bisik angah sendirian..

“mari makan long..”pujuk angah sambil menyua sudu yang berisi nasi goreng ke mulut along..

asyifa menggeleng kepala,terasa pahit tekaknya untuk menelan semua itu,air matanya tumpah lagi..mukanya dah sembat kerana menangis sepanjang malam..dan hari ini syifa menangis lagi..

“along…senyumlah… janganlah ditangisi ketentuan Ilahi..jangan menyalahkan diri yang sangat elok di pandangan allah..tapi menangislah untuk menjadi tabah..”

“andai ujian ini untuk menjadikan dirimu wanita solehah..wanita yang dirindui oleh allah..maka bergembiralah duhai kakanda..allah amat menyayangimu… usahlah menangis pada yang meninggalkan luka dalam hatimu..sesungguhny a dia bukan lelaki yang baik untuk mu..bukan yang terbaik untuk mu..dan dia tidak layak untukmu..” sambung angah lagi.kali ni dia juga mengalirkan air mata..

“along…teguhkanlah cintamu pada yang Satu kerana hanya Dia yang layak menerima cinta setia dari mu..sesungguhnya kau amat setia pada cinta mu…jangan kau sia-sia kan cinta setia mu…”hanya itu sahaja yang dia mampu lakukan..diusapnya rambut along yang sedikit tak terurus itu..ujian ini tamparan paling hebat dalam hidup dia..

makin kuat tangisan asyifa..badannya terhenjot2 sambil tangannya menggengam cadar katil..direntapnya sekuat hati..

“aku bencikan cinta MANUSIA!!!!! !!!!!!!!! !!!” jerit asyifa semahu-mahunya. .

“Ya Allah..keluarkan aku dari kesakitan ini!keluarkan aku ya Allah..!!” raung asyifa..
angah menahan sebak..dia yakin alongnya kuat hadapi semua itu..
PART 2
Setahun telah berlalu..pantasnya masa dunia ini…atirah asyifa berubah sama sekali..dari kecoh jadi pendiam..dari peramah jadi tak bertegur sapa..mujurlah senyumannya masih ada lagi..lebih banyak senyuman daripada berkata-kata. .
bercakap bila perlu,itulah yang berlaku pada asyifa..pantang mendengar lagu yang berunsurkan cinta manusia..terus bingkas bangun melangkah masuk ke kamarnya..

tika dinihari,mulalah kedengaran suara lunak memuji Allah..menangis ..meraung..itulah rutin harian asyifa sepanjang cuti, asyifa telah berjaya menamatkan pengajiannya di universiti Islam Malaysia dalam jurusan kejuruteraan bioteknologi.

“Tuhanku Maha Pengasih…
Tuhanku Maha penyayang..
Sebelum ku sempat tangis..
Ku jatuh ke bumi..
RahmatNya menyambut..
Membisik pujukan penawar bersakti..
Apa lagi nak ku gusar..

CintaNya tak pernah gagal..
Hadir di kala ku sepi..dikala ku bersedih..
Aku hanya berpegang janji..
JanjiNya kesungguhan yang pasti..
Pintu kemenangan lorong bercahaya..
Langkahku ku pulang jalan sehala..
Aduhai ibuku yang satu..
Janganlah ada barang yang ragu..
Biarpun seberkas dalam hati ..
Andai ku terkorban nanti..
Sedang meniti kasih
Melodi itu terus melayan lamunan asyifa seketika..dia berteleku dengan pakaian solat yang masih tersarung ditubuhnya.. perlahan- lahan air matanya mengalir di cerun pipi yang putih gebu itu..

“ana tak mahu..ana tak mahu!bukan kah kita sudah berjanji tidak akan berjumpa selagi tiada ikatan yang sah antara kita??anta juga yang mengiakan suatu masa dulu..” tegas asyifa dalam telefon itu..

“memang benar..nanti ana ada bercakap begitu..tapi ana mahu lihat wajah nanti secara live..”rayu lelaki itu lagi..

“anta…ana bukan tak mahu..tapi ana rasa tak selamat anta..ana takut..fitnah ..takut fitnah..takut dengan Allah..takut sangat..” rintih asyifa sambil menangis..entah Kenapa kali ini dia rasa begitu ..malah makin kuat..

“bukannya kita jumpa berdua-duaan. .ana bawa adik perempuan ana..nanti bawa lah sahabat anti..nanti. .” pujuk lelaki itu lagi..

“bukankah anta sudah melihat wajah ana dalam gambar??cukuplah… ana malu anta..ana malu…ana malu….tak sanggup ana nak berdepan dengan anta…anta..dengan bapa saudara ana pun ana banyak berdalih bila diminta keluar inikan pula keluar dengan lelaki bukan muhrim..ana takut dengan Allah!!”
jelas asyifa meminta lelaki itu memahami perasaannya seketika itu..

“Baiklah kalau begitu..ana faham..tapi takkan sekali pun tak boleh?” Tanya lelaki itu mahukan kepastian…

Asyifa mengeluh kecil di tepi telefon..”ana rela kita berjumpa bila ma ana ada bersama dengan ana..boleh tak..” jawab asyifa

“maksud anti..ana kena datang rumah anti?”Tanya lelaki itu lagi..

“emm..apa salahnya kan??…”senyum asyifa

“ana takut lah anti..ana malu..”balas lelaki itu..
wajah asyifa berubah seketika mendengar kata-kata lelaki itu..
“Kenapa nak malu pula..jupa dengan ana tak rasa malu pula..”pantas asyifa menjawab lembut.

“sudah lah..malas ana nak cakap dengan anti..malas ana nak gaduh dengan anti..suka hati ntilah..”kata lelaki itu terus mematikan talian itu..

“tut…..tut……………………”terkesima seketika asyifa tidak menyangka perbualan itu berakhir dengan babak ini,dia memang cukup tak suka dengan cara begini..

“oh tuhan…” desis asyifa sendirian ..mampukah aku melupakan insan yang pernah singgah di hati ku ini begitu sahaja?mampukah aku membiarkan saja setiap kali kenangan bersama menerpa di benakku ini??

“Ya allah..”bibirnya lesu menyebut Nama Tuhan Yang Paling Agung..rebah dalam lenanya…


“ibu..ibu..” suara umar al-akhtar di ruang tamu dengan penuh gembira.

“umarrrrrrr!! !” Mak Samihah menjerit separuh kecil melihat anaknya sudah berada di depan mata..dan kali ini..anaknya takkan kemana-mana lagi..

Dikucup tangan ibunya tidak henti-henti. .rindunya pada ibunya tidak tertahan lagi,sesudah itu dipeluknya dengan erat sekali tubuh kecil ibunya …

“Ibu sihat??rindu sangat pada ibu..ayah mana ibu?”senyum umar

“sihat anakku..ada kat belakang rumah”balas Mak mihah sambil mencubit dagu umar yang dah berjanggut nipis serta bermisai kumis...

“pergi mandi kah..sat pergi kita makan sama dengan Mak Zaidah..”perintah nya lagi.

“emm..ibu dengan Mak Zaidah saja ka?”Tanya umar tak puas hati.
“ishh budak ni..gatal na..Mak Zaidah datang dengan anak-anak dia lah..hang ni..”geram Mak mihah dibuatnya..

“oooooooooooooooooo… .umar p mandi dulu na..” senyuman makin berbunga-bunga bila mendengar penjelasan dari ibunya..
Umar tahu hatinya tidak boleh menyorokkan lagi kegembiraannya. .dan dia tahu tak semudah yang dia sangka untuk memenangi hati Nur Atirah Asyifa..cukup cantik sekali nama wanita itu..ibunya banyak menceritakan kisah sedih yang melanda hidup asyifa..dia yakin dia mampu memberikan kebahagiaan. ketenangan pada wanita selembut sutera itu..tegasnya umpama duri kaktus..hehehehe… hatinya terus bermadah lagi..dia yakin bayangan wanita dalam solatnya adalah atirah asyifa…aku akan datang…

“Bang..hati-hati tau ..bukan apa kak syifa tu geli dengan lelaki..”jelas adiknya najmul syarha.

“yelah..abang tahu..”senyum umar lantas mencubit pipi adiknya yang bongsu..

“ishhh…sakit lah..” balas naj mencubit paha abangnya.

“wah..adik abang seorang ni boleh tahan ye..cubalah jadi lembut mcam kak syifa..”

Naj menjeling bila mendengar abangnya mula memuji-muji kak syifa’..bukan apa ,meluat pun ada..baru saja balik..dari tadi lagi tak habis sebut nama kak syifa’.

Bunyi hon kereta jenama Atos warna biru muda berada di perkarangan rumah Pak Samad dan Mak Samihah.

“eh..tu macam kereta kak syifa’..ibu.. ibu..Mak Zaidah dah sampai ..ibu..” jerit najmul syarha sambil diperhatikan oleh abangnya..

“cubalah jangan menjerit..tak manis lah anak dara perangai macam ni..”kata umar dengan menunjukkan wajah sedikit garang pada adiknya..

“eleh..yelah ustaz umar al-akhtar..ingat belum tentu kak syifa’ ada hati dengan ustaz..”ejek naj sambil menjuihkan mulutnya lalu pergi ke dapur membantu ibunya.

Pak Samad sekali sekala menggeleng kepala melihat karenah anak-anaknya sambil meneruskan membaca surat khabar “Utusan Malaysia”.
“umar..pergilah bukak pintu tu.” Suruh Pak Samad lagi.

“baiklah..ayah. .” jawab umar .

“Assalamualaikum…umar ..Mak ada?” senyum Mak Zaidah sebaik sahaja melihat wajah Umar tersembul di muka pintu rumah.

“ada…ada..masuklah Makcik..angah ..adik..mari masuk..emmm asyifa kan? Mari masuk..”kata umar dengan sedikit bersungguh-sungguh mempelawa ‘tetamu kehormat’.

Wanita berpurdah biru muda hanya senyum tawar pada umar sebelum ikut masuk mak dan adik-adiknya masuk ke dalam rumah..

Setelah menjamu selera,dua keluarga tersebut duduk bersembang diruang legar sambil menonton televisyen.

Asyifa tertunduk malu merasa kurang senang duduk bersetentang dengan pemuda itu..sesekali digetap bibirnya tanda geram..entah apa yang digeram dia pun tidak mengerti,kalau lah dia tahu tujuan makan malam ni di adakan sudah lama dia menolak pelawaan Mak Samihah.. aduhai,..macam mana ni..

“emm..biarlah mak mihah berterus terang pada kamu syifa’ sebab mak kamu sendiri tak berani nak menyuarakan isi hati anak makcik, umar..sebenarnya. .kami teringin benar nak bermenantukan asyifa sebagai sebahagian hidup kami sekeluarga…” tutur Mak mihah dengan tenang.


Raut wajah umar begitu tenang medengar ibunya menyampaikan hajatnya..sekali sekala dia memandang asyifa yang masih kaku duduk bersimpuh bersetentang

dengannya..dia memahami perasaan asyifa’ ,tapi dia tak sanggup nak melengah-lengahkan hajatnya.Terserah Pada Allah..sama ada asyifa menerima atau tidak.

“Apa pandangan asyifa’..setuju atau tidak?”Tanya Pak Samad seolah-olah tidak sabar gamaknya.

“Makcik..pakcik. .ustaz umar..memandangkan ini mengenai masa depan dunia dan akhirat syifa’ …izinkan syifa’ fikir masak-masak sebelum buat keputusan..” jujur asyifa’ sambil melepaskan nafasnya dengan perlahan-lahan.

“ohh..boleh.. boleh tiada masalah,take your time syifa’ “ ujar Pakcik Samad lagi..

Mak Zaidah,angah dan adik mengeluh tanda lega dengan jawapan asyifa’ ..

Suasana yang sepi tadi kemudian bertukar menjadi sedikit meriah dengan kehadiran saudara mara keluarga Pak Samad yang baru tiba…malam itu rupa-rupanya mereka berpakat datang beramai-ramai untuk melihat pilihan hati anak saudara mereka, umar al-akhtar.

Saling berkenalan antara satu sama lain..makin segan syifa dibuatnya..umar sesekali memandang jauh merenung asyifa disebalik purdah itu..
“ku serahkan dirimu dalam tangan Allah duhai asyifa” keluh umar keseorangan. .

“asyifa”..panggil umar di hujung anjung sana..

asyifa tersentak..ternyata ini bukan lah rumahnya untuk termenung sendirian..

“erm..asyifa. .izinkan umar berkata sesuatu..” perlahan suara umar..

“apa tidakkah ustaz belajar cara berikhtilat dengan muslimat” tegas asyifa bingkas bangun dari kerusi..

“asyifa…tolong jangan rigid!” bentak umar seketika..mengharap kan asyifa tidak berganjak dari tempat itu..

“rigid?..maaflah ana ni kolot..tak sesuai dengan dunia dan fahaman muasiroh ustaz!” lantas berlalu pergi meninggalkan umar tanpa sempat berkata-kata. .

“asy..syifa’’ keluh umar ..

“demi allah dengarlah dulu..kita bukan berdua-dua pun..atau nanti mahu ana menatap wajah anti bila waktu ana minang anti?” geram umar..

asyifa tersentak..sakit hati dibuatnya mendengar kata-kata umar yang sedikit nakal..

“Ustaz!” geram asyifa..

“jangan buat ana semakin benci pada muslimin!”balas asyifa..

“benci??..Kenapa mahu samakan ana dengan lelaki yang tak bertanggungjawab tu..menodai perasaan anti??..” jawab umar..

“ustaz!” geram nya asyifa..

“erm..makin marah nampak anti ni..nabi Muhammad pun lelaki..jadi anti bencikan lelaki?..erm. .?”jerat umar..

“jangan nak kaitkan dengan baginda..baginda maksum..tiada cacat dan celanya..jangan cuba nak putar belit..tahukah anta sedang cuba menodai perasaan ana!” balas asyifa sambil bergegas meninggalkan perkarangan rumah umar..

umar mendengus kecil melihat kereta atos berlalu pergi..masing- masing ahli keluarga nya melambai2 tangan tanda puas dengan kemeriahan malam itu…sesekali memandang umar yang senyap sendirian..lesu dan tidak bersemangat. .

malam itu suram bagi umar tidak pada ahli keluarganya. .
sukarkah untuk ku bersua dengannya..begitu tegasnya dia..monolog umar sendirian..bila teringat asyifa..

syifa sugul malam itu, Mak Zaidah dapat bau reaksi anak sulungnya..

“long..jangan paksa kalau hati dah tak suka, ma tak kisah asalkan along bahagia dengan pilihan long..” senyum mak zaidah sambil mengusap bahu anaknya.

“ma..suka ke dengan ustaz umar tu?” Tanya asyifa ringkas.

“erm…entahlah ma suka umar tu dah lama dah..Kalau along dijodohkan dengan umar tu..ma tak halang…”jelas benar hasrat Mak zaidah pada asyifa..

Kelu lidah syifa seketika..perlahan- lahan di toleh belakang..memandang sayu wajah ibunya..sambil melemparkan senyuman yang hambar..tiada seri keinginan..

“ma..entahla. .hati along tak terbuka pada mana-mana lelaki ma..Kalau benar dia jodoh along..takkan ke mana kan ma?..biarlah Allah yang menentukan segala2nya.. biarlah ia berlaku secara semula jadi ma..along takut ma..along takut curang sekali lagi pada suami along Kalau ana menerima ustaz umar tu..ma..” luah asyifa..

“masya allah..curang? kenapa cakap macam tu along?...astagfirul lah…mitak petunjuk dengan Allah sayangku..mitak lah dengan Nya ..sudahlah ma tak paksa along pun..tumpukan kerja along sekarang..hari dah jauh malam..tidurlah. .ma keluar dulu..” pesan mak Zaidah..

“Insya allah..sampai masa bila hati along dah tenang..along akan solat ..buat masa ni biarlah along penuhkan apa yang patut sebagai wanita yang dikehendaki oleh Allah ma..erm..ma tidurlah dulu..along nak buat report kijer sikit..nak siapkan sikit lagi ni..ye ma?” senyum manis asyifa muncul jua..

Mak zaidah senyum bila mendengar kata-kata anaknya..perlahan- lahan di tutup pintu bilik asyifa..membiarkan asyifa sendirian..lincah menekan keyboard laptop dengan khusyuk.

“ percayalah anti..apa yang berlaku ini bukanlah kehendak kita berdua! ” balas lelaki itu dalam telefon..

Berderai air matanya bila kali pertama mendengar bait kata itu..memecah kesunyian hening pagi….perlahan- lahan dia membenarkan telinganya halus

mendengar penerangan lelaki itu, air mata makin laju gugur ke cerun pipi putih gebu itu..sesekali matanya di pejam rapat..seakan tidak mahu mendengar semua itu..

“ Maafkan ana..duhai umairah..ana tak mampu..ana bingung..ana… anti ana sayangkan ukhwah ini..tapi apa yang boleh ana buat..keluarga dah buat keputusan..” jelas lelaki itu..

Perlahan-lahan di gerakkan peti suara itu..

“ apa keputusan anta..?” sebak asyifa mulai menguasai suasana pagi itu..

“ ana terpaksa ikut keputusan..pilihan keluarga ana satu kampung dengan ana..anti” lembut lelaki itu berkata.

“ kalau begitu..Kenapa sebelum ini keluarga anta beria-r.a ingin berjumpa dengan ana?..bukankah anta akan datang rumah bulan depan?..Kenapa sekarang begini pula keputusan nya? Selama ini anta hanya main-main sahaja?..gerak hati anta bagaimana pula?” di getap bibirnya menahan tangisan..lemah nya asyifa ketika itu..

“ Ana..ana pun tak paham..ana sebenarnya selama ini..ana tipu anti..maafkan ana sayang..ana tak mahu kehilangan anti..ana mengiakan ana ketemu anti dalam solat ana..ana harap anti paham keadaan ana..antara derhaka atau bahagia buat ana keliru sekarang..” terang lelaki itu lagi..

Berderu-deru air mata mengalir laju..matanya terpejam rapat sekali..
“ subhanallah. .ya allah..allahu akbar..” hanya itu yang termampu syifa lafazkan..

“anti..anti.. sabar anti..sabar sayang..” pujuk lelaki itu..

“ Mana maruah anta?...sanggup tipu ana sekian lama..manisnya bicara hatimu..bisikan mu menghancurkan segala kepercayaan ana selama ini terhadap anta…subhanallah. .ana tidak pernah mengarahkan anta untuk derhaka mak dengan ayah anta..tidakkah hikmah itu sebahagian penyelesaian itu..” lemah suara itu untuk berkata-kata. .

“ anti..ana sudah..katakan bahawa..”

“cukup..cukup. .cukup…duhai lelaki penghancur musnah harapan…bijak anta memainkan perasaan ana..ya allah..pedihnya hati ini..sudahlah. .ana tak mampu untuk menyakinkan anta..kalau anta sendiri pun tidak yakin dengan pilihan dan tindakan..kita putus sahajalah ikatan ini..ana tak mampu nak teruskan jalinan ini..masya allah..” sebak asyifa makin menebal di dada..lantas menghentikan perbualan itu..

Panggilan kembali menjelma..namun sedikit pun tidak di endahkan oleh asyifa..di balingnya telefon itu ke dinding..hancur berkecai..tangisan makin kuat kedengaran…

“Ya ALLAH!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!” jerit asyifa sepuas hatinya..meraung bagaikan kematian insan yang disayangi..pemergia n yang amat memeritkan hati..

tiba-tiba berderai takungan air mata yang sejenak terkumpul limpah…terkejut dengan bunyi deringan handset asyifa..lamunan ngeri itu terhenti..

Sejurus itu..perlahan- lahan asyifa mengambil wuduk..solat dua rakaat mitak petunjuk di atas segala apa yang terjadi..ketenangan yang amat di perlukan baginya untuk menempuh setiap liku-liku yang penuh dengan luka dan duri..Asyifa hanyut dalam lena setelah penat menangis di hamparan sejadah..takut memori itu kembali lagi..
PART 3

Ombak berderu bagaikan berlumba-lumba untuk sampai ke gigi pantai..sesekali air laut menghempas batu-batu besar yang gah melabuh dengan setianya tanpa mengendahkan putaran masa. Bunyi kicauan burung turut riang menyertai sama pagi itu seakan menyambut tenang kehadiran sepasang sahabat yang duduk berteleku di atas puncak batu nun di sana.

“Kenapa tak anti tak bagitahu hal ini pada ana dari awal lagi?” celah Marina Safrina

“ ana tak tahu..ana masa tu bingung..” jelas asyifa dengan tenang sambil memandang jauh hujung laut itu. Dia sedar teman rapatnya itu berang dengan apa
yang terjadi dan sembunyikan semua ini jauh dari pengetahuannya… oh tuhan, hanya Kau jua yang bisa menafsirkan perasaan ku saat ini.

“ anti..sudahkah anti minta penjelasan darinya?” Tanya Marina safrina seakan masih mencari peluang untuk menyatukan pasangan ini.

“ Sudah anti…segalanya sudah selesai..tiada apa-apa lagi yang perlu di bincangkan mengenai dia.” Sambung asyifa lagi..

“ anti..Kenapa anti rahsiakan hal ini dari ana?..ana kan teman anti..Kenapa anti?” Marina masih tak puas hati.

Perlahan-lahan di hirupnya angin segar pagi itu..nyaman sekali..kemudian asyifa mula bersuara..

“ Mana anti tahu hal ini? Mesti adik ana yang bagitahu kan?” senyum yang tiada seri mula menghias wajahnya. Dia sudah masak benar dengan perangai adiknya, amirah asrar.

“ Masa tu anti tengah final exam kan..jadi ana tak nak lah ganggu emosi sahabat ana ni..” tangan Marina di pegang erat sekali.

“ Setahun dah anti..ana balik saja dari UK..tahu-tahu anti dah putus dengan lelaki itu..ana harapkan kad jemputan walimah dari sahabat ana..ana cukup kecil hati dengan anti tau..” rajuk marina sambil melepaskan genggaman tersebut.

“maafkan ana marina..masa tu ana blur..tak tahu nak buat apa..betapa kuatnya penangan kali ini..fahamilah perasaan daku saat ini sahabatku..Allah Maha Menemani saat ana sukar bernafas..anti. .Allah membelai jiwa ana tika itu..Allah yang meminjam kekuatan ini pada ana!” tegas asyifa berbau sebak mengharapkan sahabatnya memahami..mengharap kan ada manusia yang mengerti sengsara ini.

“ Ana nak jumpa dengan dia..nak cakap dengan dia..nak bincang dengan dia..” pintas marina.
“ Jangan lah marina..tolongla. .” rayu asyifa..

“ Ana tak puas hati! Kenapa pengecut sangat lelaki itu! egonya dipergunakan masa bila? Seolah-olah tidak mengaku cinta nya!” berang marina lantas bangun bergegas meninggalkan tempat itu.

“anti..jangan lah anti..sudahlah. .dia sudah berkahwin anti!!! Jangan ganggu hidup dia!! Tolongla jaga maruah ana..” raung asyifa sambil terduduk rebah menangis teresak-esak, tidak sempat untuk dia menyekat pergerakan temannya.

“ Ya allah..Kenapa lah manusia semuanya kejam!! Allah..!!” jerit asyifa sambil melangut langit yang biru memutih.

Langkah marina terhenti seketika..terus berpaling ke belakang bila mendengar sahabatnya bersuara.. Tak semena-mena di kuatkan lariannya mendapatkan asyifa..

“ Oh..asyifa.. maafkan ana temanku..maafkan ana..sahabat… ana tak bermaksud nak lukakan hati nanti..maafkan ana sayangku..ana tak tahu..ana mintak maaf” jelas marina sambil memeluk erat bahu asyifa, kali ini dia pula yang mengalirkan air mata mengenangkan kata-kata asyifa sebentar tadi..ngilunya hati mendengar…inikan

pula hati lembut seperti asyifa yang menanggungnya. .subhanallah. .Kau kuatkan lah hati asyifa ini..doa marina dalam tangisan..

Suasana sepi seolah-olah turut berkongsi sedih dengan hati dua manusia itu, Pohon kelapa melambai-lambai seakan mengusap meminta bersabar. Ombak berderu perlahan seolah-olah turut mengiakan gerak geri pohon kelapa itu..dan burung yang berterbangan di awanan itu turun mendarat mendekati sepasang sahabat itu..Alam seolah-olah sunyi seketika melihat pasangan itu mula meninggalkan pantai..kereta wira meluncur laju menyusuri celah-celah jalan yang penuh dengan pohon-pohon kelapa.

“anti..makanla nanti perut kosong..” perlahan-lahan marina meletakkan hidangan nasi goreng di hadapan asyifa.

“ anti makanla jugak..” senyum asyifa sambil menghisap straw berisi minuman sejuk yang baru dipesan tadi.

“ anti…” perlahan suara marina bersuara.

“ erm..apa dia..?? ” sahut asyifa sambil memusing-musing batang straw minuman itu.

“ ana betul-betul mitak maaf” kata marina lagi..

“ erm..tak ada apa-apa lah..janganlah di ungkit lagi kenangan yang tak pasti !” senyum asyifa memandang marina..

“ anti tengah buat apa sekarang?” Tanya marina..

“ anti?? Ana tengah makan dengan anti lah ni..tengah buat apa,boleh dia Tanya soalan itu..” kerut dahi asyifa lagaknya macam serius..

“ Ya allah..suka sangat nak bergurau ye..” geram marina..
“ Ala..gurau sikit pun tak boleh..erm.. yelah yelah…ana sekarang kerja di Hospital Permai..” jelas asyifa.

“ ooo..hospital baru di buka tu? Apply jadi apa?” Tanya marina lagi..

“ jadi..microbiologis t..alhamdulillah .. anti pulak macam mana? ” giliran dia pula yang bertanya.

“ ana baru saja balik anti..tak ada buat apa sangatla..tengah tunggu reply dari syarikat yang ana mohon kerja..” kata marina.

“ hai ..sedih saja bunyinya..erm. .sabarla. .rezeki allah ada kat mana-mana..jangan risau..” nasihat asyifa..

“erm..insya allah..harap- harap begitula..sekarang ni pun ana jadi guru sandaran Sekolah Menengah Agama Maktab Mahmud..”terang marina lagi.

“ alhamdulillah. .elok sangat lah tu! Bagus apa..sekolah top ten pulak tu..erm..alhamdulil lah..” gembira asyifa mendengar berita itu.

Marina tersenyum simpul mendengar pujian dari sahabatnya.. tiba-tiba dia teringat sesuatu..

“ eh nanti..ana lupa lah..” masam kembali muka marina.

“ish-ish…lupa apa pulak ni..?” keliru asyifa.

“ Ana lupa lah yang ana jadi ajk untuk program anak angkat…” balas marina

“ Ooo..kat mana tempatnya? Siapa anjurkan?” Tanya asyifa

“jauh lah tempatnya..kat Machang, kelantan..anjuran alumni sekolah sahabat ana..” terang marina.

“wah ..jauhnya..aik kenapa anti pulak yang jadi ajk program? Bukan nanti punya alumni kan? Ke tak cukup ajk?” berkerut dahi asyifa melihat muka marina yang penuh keselambaan.

“ ye…tapi sahabat ana mitak ana tolong jadi ajk..tak cukup..ada yang tak dapat contact..” senyum marina.

“oo...kesiannya. .kenapa tak buat hari lain saja..hari yang semua boleh turun program?” Tanya asyifa lagi..

Marina hanya mengangkat bahu tanda tiada jawapan untuk soalan itu. Sesekali di hisapnya straw minuman sirap itu.

“ erm..lupa pulak..sahabat ana masih memerlukan ajk untuk program ini, anti….jom..lah ikut ana sekali..” pujuk marina

“ ish..tak nak lah..jauh lah..lagi pun ana kijer lah..anti saja lah..tak pun biar ana cari kan sahabat ana temankan anti ek..” balas asyifa sambil tersenyum

“ erm..tak nak..ala..program tu tiga hari saja..buat hujung minggu pulak tu..hah..lagipun hari isnin kan kita cuti..maulidur rasul..erm.. syifa..jom lah..bila lagi kita nak bersama macam ni..” mulut marina bertambah muncung apabila melihat asyifa acuh tak acuh saja.

“ aduh….nanti lah ana fikir dulu..Kalau ana free ana bagi jawapan ye..bila program tu?”

“ seminggu dari sekarang …” balas marina..

Asyifa tertawa melihat mimic muka sahabatnya yang melucukan..hai. .marina.. marina..macam dulu-dulu jugak, sedikit pun tak berubah..
PART 4

“Abang..abang. .abang” panggil najmul syarha sambil menarik baju t shirt umar yang khusyuk menekan keyboard computer.

“ ye..ye…apa dia..abang tengah busy lah sekarang ni..pergi main jauh-jauh lah..” suara umar sedikit meninggi, tangannya semakin pantas menaip..kerja nya mesti di siapkan malam ni juga.

“ abang..buat apa tu?..abang.. !!!” badan umar itu sedikit ditolaknya.

Tangannya yang sibuk menaip terhenti seketika.. Di palingnya muka perlahan-lahan ke arah adiknya..terasa nak kenyek-kenyek muka naj makin bertambah bila melihat mimic naj yang tersengih kambing..

“tengah goreng keropok ni..tak nampak?!!!!” nada geram mula kedengaran..

“ erm..ek eleh..tak nampak pun kuali..guna keyboard nak koreng keropok ek..wah canggihnya..” sakat najmul syarha..

Bibir umar digetap ketat..
“najmul syarha!!!!” laung umar sambil kejar adiknya..apa lagi cabut lari lah naj melihat wajah umar yang tak tahan disakat..baginya hatinya cukup terhibur dengan telatah serta mimic muka abangnya..yelah siapa tak rindu kan senyuman abang yang dikasihinya lima tahun lamanya tak kunjung tiba..ni dah ada depan mata..sesekali takkan dilepaskan peluang sementara menunggu persiapan ke universiti Islam Malaysia..tempat pujaan buah hati abangnya..nur atirah asyifa pernah belajar suatu ketika dulu..

“ala abang ni..orang nak main dengan dia pun tak boleh..nanti dah masuk ipta susah sketla..” rajuk najmul.

“ em..abang tengah busy ni,esok-esok lah kita main lah..abang kena siapkan kijer malam ni juga!” terang umar memohon simpati.

“Esok..esok.. esok tu bila..nanti abang dah kahwin dengan kak syifa takkan nak main macam ni lagi! Masih tengah teruna ni boleh lah nak kacau abang” makin muncung mulutnya sambil menjeling pada abangnya, umar.

Umar terus bungkam bila adiknya menyebut hal asyifa, hatinya entahlah sayu tiba-tiba bila teringat asyifa. Jari jemarinya terus terhenti menekan keyboard. Najmul menyedari sikap abangnya..

“Ai ..kenapa pulak dengan abang ni..em.. macam tak suka saja naj sebut nama kak syifa”

“em..bukan tak suka..entahlah. .em..mungkin abang tak layak untuknya..wanita solehah..” masam mencuka umar al-akhtar..

“em..abang ni menakutkan naj saja lah.. kenapa abang cakap macam tu..macam orang dah putus asa..apa..kak syifa tolak lamaran abang ke? Apa yang abang cakap kat dia..?” Tanya naj bertubi-tubi. .

“nak cakap apa..belum cakap lagi..kelakuan dia macam terang-terang lagi tak suka kat abang.” Keluh umar.

“ abang..kan naj da cakap hari tu..kak syifa bukan orang yang sebarangan.. em..setahu naj lah kan..kak syifa tu tegas orangnya..tak kira dengan lelaki wara’ macam abang ni ke..lelaki kurang baik ke..apatah lagi lelaki kat tepi jalan tu..kak syifa tu sangat menjaga pergaulan dan percakapan dengan lelaki bang..bukan abang tak tahu..kak syifa tu baru putus cinta..masih lagi dalam kesedihan..” terang naj panjang lebar..

“ tapi itu kan setahun yang lalu..buat apa nak dikenang lagi? Apa..muka abang ni macam muka lelaki yang dicintai oleh dia dulu ke? Kenapa macam protes sangat kat abang!” umar seolah-olah tak puas hati..

“Abang!!! Ee..mulut abang tu jaga sikit ek.tak tahu cerita sesuka hati saja nak duga orang tu macam mana..baik abang ubah sikap abang ni..Kalau tak melepas lah abang tau..abang ni..kak syifa tu dah dua tahun kawan dengan lelaki tu..katanya kijer doktor,lepas itu dah nak bertunang tau sebelum abang masuk minang lagi tau..tapi jodoh tak ada..naj rasa simpati pada kak syifa..dulu kak syifa bukan macam ni seperti perangai dia yang sekarang ni..peramah. .periang orangnya..emm. .sejak setahun dua ni..dah mula jadi pendiam..em. .sapa tak sedih bang..nak bertunang da masa tu, lelaki tu yang buat hal..” terang naj lagi.

“ Masya allah..abang minta maaf, tak tahu lah sampai ke tahap ni..patutlah masa abang masuk minang tu, mak zaidah buat-buat acuh tak acuh saja..emm…tak sangka pulak dah ada yang punya..tapi kan naj kata asyifa tu menjaga ikhtilat..macam mana pulak dia berhubung dengan lelaki tu? ” pelik umar pula..

“ em..entahlah lelaki tu bukan lah penyabar orangnya..setahun bang tak pernah jumpa ..tak pernah tengok pun wajah masing-masing. .kak syifa percaya pada takdir allah..tak perlu baginya untuk berjumpa..” kata naj..

“hah..tak pernah berjumpa..sekali pun tak pernah?? ” makin pelik umar mendengar cerita adiknya..

“ yup!!..tak pernah jumpa sekali pun, setahun main email dan sekali-kala berhubung dengan message.. lepas tu, masuk tahun yang seterusnya lelaki tu desak minta untuk bercakap dengan kak syifa melalui telefon..berkali- kali kak syifa berkeras, tak mahu jugak…sampai gaduh bang..sampai nak minta putus..sebab terlalu sayangkan lelaki itu..kak asyifa izinkan memperdengarkan suaranya..” jelas naj lagi..

“ ooo..em gopohnya lelaki itu..em masa abang study kat mesir dulu..ada jugak kes macam ni..tapi nasib baik ustaz abang sempat counter pasangan tu..em lagi naj…” pinta umar lagi

“ eh abang ni..naj takut lah nak cerita lebih-lebih marah kak syifa..habislah naj..” kata naj

“ ala..naj cerita ni nak tolong abang kan..nak terangkan keadaan kak syifa yang sebenar..tolonglah naj..cerita lagi pada abang..” rayu umar pula..

“ em..yelah..yelah. .lepas tu..lelaki tu hampir nak pengsan dengar suara kak syifa..lelaki tu sendiri yang terus terang pada kak syifa..eee.. masya allah..kak syifa apa lagi..takut lah..lepas itu tak nak dah cakap dengan lelaki tu..dipendekkan cerita..di saat lelaki tu nak datang rumah..buat hal pulak..dah tak ada jodoh…” naj menamatkan cerita tu..

“ astagfirullah. .sedihnya. .tabahnya asyifa tak sangka disebalik ketenangan purdah tu ada yang telah melukakan hatinya..habis tu lelaki tu macam mana?” soal umar

“ lelaki tu..bang tanya lelaki tu macam mana??....sekarang ni dah kahwin da bang..entah2 dah beranak pinak da..em..naj tengok lah kan bang..lelaki tu bukan lah baik sangat bang..tak sesuai dengan kak syifa..sebab tu lah allah tak kasi mereka diketemukan sampai ke hari ini bang..” bicara naj

“em..huh..macam- macam ragam orang ni kan..nauzubillahi min zalik..” keluh umar..

“ em..betul tu bang..eh dah lah bang..naj da ngantuk ni..abang sambung lah kijer bang tu..nasihat naj..kak syifa tu lembut hati orangnya..so guna lah cara yang lembut Kalau nak pikat hatinya..tapi Kalau lebih2..direject nya terus abang ni..baru tau..” gurau naj dengan mimic muka yang nakal tu..

“ ish..naj ni..jangan cakap macam tu..Kalau mahu kak syifa jadi kakak ipar naj..emm..kenalah tolong abang..” kata umar..

“hah..tolong abang..ee..tak nak lah naj..buatnya kak syifa tahu naj berkompromi dengan abang..nanti kak syifa tak percaya pada naj lagi dah..naj tak kisah bang…Kalau abang pilihan hati yang telah ditentukan oleh allah adalah kak asyifa..naj ok saja bang..naj dah tolong abang dah..bagitahu cerita sebenar pada bang..yang naj minta abang usahakan adalah…doa..doa. .solat hajat..reti. .reti ustaz..?? ” perli naj..

“ em..yelah-yelah. .bang faham..patutlah naj kata kak syifa ‘geli’ dengan lelaki..baik abang akan berusaha dengan gigih lagi istiqamah!!” yakin umar menyuarakn hatinya..

“ haa macam tulah abang naj..k lah abang..good nite..assalamualaik ummm..” senyum naj lalu meninggalkan umar bersendirian. .
“waalaikumussalam. .selamat malam..” senyum umar sambil menutup pintu kamar nya..
Perlahan-lahan Mak Zaidah membuka pintu bilik anak sulungnya, asyifa yang sibuk memilih jubah untuk dipakai pagi ini..sekali- kala meletak jubah pada tubuhnya sambil melihat cermin,mencari kesesuaian mood warna yang ingin di pakai hari ni. tiba-tiba terkejut pintu biliknya dibuka..

“ Ma..kenapa ma..ma cantik tak Kalau along pakai jubah warna ni ma? dengan tudung ni…”

“ Anak mak seorang ni pakai apa pun lawa..” puji Mak Zaidah..

“ Dah pilih dah ke? mari mari turun makan sarapan..”

“em..ma..along puasa lah hari ni..angah dan adik dah makan ke ma..” asyifa tersenyum dengan mimic muka ibunya melihat asyifa sebut saja nama angah dan adik.

“ em..dua orang tu masih duduk dalam bilik air, duduk berebut masuk tandas..pening ma tengok budak 2 orang tu..aduh..” keluh ma

“kanak-kanak riang ma..biasa lah..” tambah asyifa lagi sambil gelak kecil.

“ siapa kata adik ni kanak-kanak! !” bentak azierah azfa dengan gaya manja di muka pintu bilik asyifa.

“eh..eh..ada orang rupanya kat pintu tadi..” Mak Zaidah tak perasan kehadiran anak bongsunyer.

“ooo..tadi mengata adik ye..ooo…no..no. .no..all wrong..”

Kedua-dua wanita itu gelak sakan mendengar ungkapan mat salleh itu tadi..

“occupied..” tambah Mak Zaidah lagi lantas keluar dari bilik bersama adik nya azierah azfa.

Pagi itu riuh dengan gurau senda, asyifa bahagia walaupun ketiadaan ayah di sisi..biarlah ayah tu merajuk..sampai masanya kan ku pujuk jua nanti…asyifa berkata-kata sendirian..

“along…erm..adik nak tanya boleh tak..” soal azierah azfa sambil memandang asyifa memandu dengan tenang dalam purdah.

“ apa dia adik..” senyum asyifa

“erm..along kenapa pakai purdah…along memang suka pakai purdah ek..?” kerut keningnya melihat along nya endah tak endah saja dengan soalannya.

“oo..bukan ka along da bagi tau hari tu?” balas asyifa

“ mana ada..along kata nak cerita hari tu..sampai sekarang tak bagi tau kat adik..”

“emm..bukan along tak nak cerita, perasaan ni terlalu abstrak…susah nak dihuraikan dengan kata-kata..dan ianya amat berbeza berdasarkan pandangan seseorang individu itu sendiri..”

“ala..pandangan along lah yang adik nak tau..”

“nak tahu apa yang along rasa?..em baiklah..along Kalau tak pakai purdah ..along rasa along bertelanjang tanpa seurat benang!”

“haaaahhhh??? ? , along biar betul long..habis tu yang tak pakai purdah tu bagi along semuanya bertelanjang lah..macam tu? ” soal adik lagi..

“bukan macam tu maksud along, ni perasaan along..along rasa wajah along ni kan datang fitnah pada masyarakat.. rasa macam ada yang tak kena, rasa macam tertinggal sesuatu..sebab tula along kata pandangan ini berbeza bagi individu itu seseorang..mungkin pada yang tidak memakainya.. bagi mereka orang yang berpurdah ni orang yang mulia..tinggi amalannya..tapi bagi along..along tak pernah rasa macam tu..jauh sekali..”

“ooo…macam tu ye…lagi along..” pinta adik..

“emm..lagi??. .oo..ye.. seperkara lagi..Kalau along pakai purdah ni, along rasa masyarakat di luar sana tak menghiraukan along..tak ambil tahu pasal along..along suka keadaan macam tu..”
“dan apa yang along rasa pakai purdah? Along tak rasa panas ke? Rimas? ..tak rasa peluang untuk bersolek tu sudah tiada sampai bila-bila? ” kata adik lagi

“ adik..ok..along nak Tanya apa adik rasa mula-mula adik pakai tudung labuh?” soal asyifa kembali..

“emm..mula-mula tu rasa panas lah..yelah.. nak seterika tudung nya bukan macam orang lain, kecil saja kainnya..tapi kan lama-lama dah biasa..dah..” terang adik

“em..adik pakai tudung ni atas arahan siapa? ” Tanya asyifa lagi

“em..arahan sekolah..mula- mula masuk sekolah, wajib pakai tudung labuh..dah lama tu baru faham Kenapa kita kena pakai tudung yang labuh..” luah adik

“ Kenapa?”

“ sebab Allah melarang wanita menampakkan perhiasan mereka dan perkara ni telah termaktub dalam kalamullah.. dan juga konsep menutup aurat juga dititik beratkan..”

“emm..pandai adik along ni, macam tu lah yang along rasa mula-mula..tapi allah tidak pula mewajibkan wanita memakai purdah..berfikiran tidak dapat bersolek setelah memakai purdah adalah cetek pemahamannya, sesungguhnya suatu perbuatan dimulakan dengan niat..dan bila kita pakai purdah lillahi ta’ala..dan juga tujuan bersolek..ia menjadi ibadah kepada kita, siapa kata bila berpurdah tak boleh pakai solek? berpada-padalah… jangan sampai menimbulkan fitnah pula, sama juga dengan tudung labuh, tak perlu pakai make up tebal-tebal. .berpada- padalah.. nak pakai sekalipun..pakai sajalah dirumah untuk tontonan suami..along rasa suami yang memahami islam ni..mereka juga rimas kalau-kalau isteri mereka melampau dalam menghiaskan diri..hai pening dibuatnya..fahamm. .”

“emm!!” angguk adik mengiakan kata-kata alongnya.
“nasihat along terakhir sebelum kita bersurai..bergaulla h dengan masyarakat di sekeliling kita.. sampaikan perkara-perkara kebaikan kepada mereka..ingat setiap manusia diciptakn ke bumi adalah daie..”
“em..tapi macam mana nak masuk dengan mereka long..”

“ terapkan sifat homofilik antara sesama saudara..insya allah..mereka akan rasa kita memahami gaya hidup mereka..tapi adik kena ingat tujuan asal adik..berdakwah selagi terdaya..bila dah lama berkawan..insya allah..masa tulah mereka mudah untuk menerima pendapat kita dan cuba berfikir akan logic dan realitinya.. sentiasalah ajak mereka ke arah perkara yang membawa kesuburan sifat mahmudah..ia juga bonus untuk diri adik..di mana adik juga dapat ketenangan sama apa yang mereka rasai..”

“ Insya allah..along. .adik cuba sedaya termampu adik..ok along..dah sampai dah ..nanti jupe petang nanti..assalamualai kum..along” berlalu adik pergi sesudah mengucup tangan kakak sulungnya, asyifa senyum sambil melambai-lambai dan Atos berlalu pergi..
PART 5

Entah sempat ke tidak ni??..hatinya terus berkata-kata. Sesekali terbayang wajah marina yang mengharapkan dia pergi..

“asyifa..hari ini kita terpaksa hold kan dulu..langkah seterusnya.. store DNA extraction at -20°C, we continued next week..ok? assalamualaikum” nurani berlalu pergi

“erm..maksudnya. .saya dibenarkan pulang awal ye?” Tanya asyifa untuk kepastian.

“a’ah..bolehlah awak pergi program tu..rezeki awak syifa’..” senyum nurani sambil melambai tangan pada asyifa’..

“rezeki sungguh hari ni..masih ada 2 jam lagi untuk berkemas..marina! tunggu!!” jerit hati asyifa tersenyum ceria.

“Dah siap semua? boleh kita bertolak sekarang.” Tanya marina sebaik sahaja sampai di rumah asyifa.

“emm!!” angguk asyifa lalu bergegas ke tempat boot kereta wira. Lalu meninggalkan halaman rumahnya menuju ke negeri serambi mekah..
“Waa..seronoknyer. .bebas dari kijer!!!!” teriak asyifa sambil, mendepakan tangan menghadap pantai batu buruk,terengganu. .

“Kita rehat kejap..then kita teruskan perjalanan kita ok??” marina menggosok lengannya sejuk menikam tulangnya..

Asyifa menghirup udara sejuk tu sedalam-dalamnya, nyaman sekali dirasakan..hatinya amat tenang tidak seperti sebelum ni..Ya allah sesungguhnya aku reda dengan takdirMu..

Perjalanan masih diteruskan, akhirnya tiba juga tempat program, kelantan. Asyifa merebahkan tubuhnya yang sedikit penat setelah meletakkan semua barang-barang program yang telah dibeli tadi.

Putaran kipas tu membuatkan matanya makin layu pada katil empuk tanpa menghiraukan marina menyusun barang-barang ke dalam almari.

Para peserta program lepasan SPM duduk bersantai di lantai masjid sambil menanti arahan pengarah program sebentar lagi..Asyifa serta fasi yang lain berhalaqah untuk ‘rebranding’ agenda-agenda yang akan dilakukan tak lama lagi..

Ada mata yang dari jauh lama merenung pada gelagat asyifa yang asyik berbincang dengan fasi yang lain, secara tiba-tiba masuk duduk bersila menyertai halaqah.

“Assalamualaikum..adik-adikku. .?” Tanya itu disambut oleh fasi yang lain.

“adik??” pelik asyifa sambil memandang wajah si pemuda itu yang seketika membetulkan kopiah putih. Namun tidak dihiraukannya, dia terus focus pada misi aktiviti program pada malam ini.

“misi kita pada malam ini adalah untuk terangkan soal aqidah dan tauhid muslim kepada peserta, rasanya budak-budak ni mudah nak faham lagipun kebanyakan datang dari sekolah agama” terang mukhlis

“ tak semestinya, sekolah bukan agama pun ada yang memahaminya. .meletakkan kepercayaan sepenuhnya tinggi risikonya” balas asyifa

“maksud ana bukan begitu anti, erm..oklah kita soal dulu tengok apa jawapan mereka..biar ada perbincangan dua hala..macam mana??” cadang mukhlis sambil memandang asyifa..

Asyifa mengiakan terus menundukkan pandangannya ke lantai karpet masjid itu, entah Kenapa hatinya terasa malu. Tak sanggup melihat wajahnya lama-lama, malu entah Kenapa…

..mungkin ketenangan wajahnya mengusik perasaan ku agaknya..astagfirul lah..” asyifa berfikir sendirian..

Masing-masing ada juga memberikan pendapat..dan menyatakan masalah dalam halaqah tersebut.

“Kalau begitu kita bersurai adik-adikku. .juper lagi dalam 2 jam ok..assalamualaikum ..” kata-kata mukhlis sebagai penamat halaqah fasi.

“adik??” pelik asyifa sekali lagi.

“ah..pedulikanlah. .” malas rasa nak dilayan siapa, mengapa dan bagaimana..apa yang dia fikirkan adalah memberi tumpuan dan menghayati modul-modul fasi yang baru diperolehi tadi. Asyifa teruskan khusyuk membaca.

Aktiviti untuk hari pertama berakhir lewat malam pada hari itu, masing-masing pulang ke tempat penginapan.

Asyifa masih di tempat aktiviti, mengemas kertas-kertas yang berlebihan dan mengutip alatan tulis yang masih tertinggal. Marina muncul tiba-tiba dari belakang, mengejutkan asyifa yang tertib mengutip.

“Assalamualaikum!!!!!!!!!!!! !” jerit kecil marina

“ eiii..budak bertuah ni, waalaikumussalam! !!!” geram asyifa dibuatnya.

“erm..macam mana tadi??ok tak?? ” tanya marina

“oo..tadi best..erm first time ikut program anak angkat lepasan SPM..erm seronok lah.” Senyum asyifa pada sahabatnya.

“bukan aktiviti yang ana maksudkan anti..yang tadi tu..yang tadi..ala yang tadi..tu..”

“ yang tadi- yang tadi..yang tadi apa?? Dah makan ubat ke belum ni??” gurau asyifa

“ eee..yang tadi mukhlis!!” terang marina.

“ mukhlis?? siapa mukhlis?’ masih tidak mengerti asyifa
“erm..yang tadi ketua kita tadi..namanya mukhlis..ok tak dia..” Tanya marina tak puas hati..

“ ni..kenapa ni..tiba-tiba Tanya ana pasal mukhlis tu.. ana tengok dia ok saja..tak ada masalah kesihatan pun..erm dah lah jom kita balik.” Ajak asyifa.

“memangla..dia ok..maksud aanaaa..”

“oooopppss…ana dah ngantuk sangat ni..jom kita balik ye..” tegas asyifa sambil menarik bucu dagu marina. Mulut marina muncung lagi.

Asyifa faham apa yang marina cuba utarakan, sengaja dia biarkan marina sangkakan dia tidak memahami niat marina. Hatinya datang ke program bukanlah untuk tujuan itu, hanyalah untuk belajar bagaimana perasaan seorang anak yang ketiadaan tempat tinggal, cuba belajar untuk memberi kasih sayang pada mereka yang memerlukan.


Hari kedua diteruskan seperti biasa dengan aktiviti yang lebih menarik, keakraban bersama para peserta makin erat antara fasi dan ajk yang lain. Asyifa berasa seronok sekali, hilang sekejap rasa stress bekerja.

Sehinggalah hari terakhir, acara kemuncak adalah aktiviti yang amat menguji mentaliti dan fizikal. Malam terakhir adalah aktiviti di mana para peserta dikehendaki mengikuti tiga check point yang berlainan tempat. Asyifa, fasi yang bertugas pada check yang terakhir sebagai musuh yang akan membantutkan dan menggagalkan perjalanan para peserta untuk sampai check point yang terakhir itu.

Marina pula bertugas di check point kedua sebagai pembantu peserta membina tugu agama yang berasaskan dengan surat khabar sahaja dengan kelakuan buta, pekak dan bisu oleh peserta.

Check point pertama di kawal oleh fasi yang lain, iaitu memasuki rumah batu yang lama ditinggalkan berdekatan dengan tempat program mencari kata kunci yang pertama iaitu “perjuangan” yang dilekatkan di kawasan rumah tersebut.

Asyifa mula berasa bosan menunggu peserta yang tak kunjung tiba di tempat check point yang ketiga, check point yang di kawal olehnya bersama fasi-fasi yang lain.

“ alahai..lamanyer. .tak sabar nak baling ni!!” di tangannya terdapat sebungkus air sirap basi di campur dengan kicap pahit lagi hitam yang di ikat kukuh sebagai senjata menyerang peserta apabila mereka mula sampai ke check point yang terakhir itu.

Fasi yang lain hanya tersenyum memandang asyifa..mereka pun juga mempunyai niat yang sama.hehe

Di tempat check point yang kedua, Marina sibuk mengikat kain pada mata peserta..

“nampak lagi tak?? Kalau tipu jaga lah anda tau!!” tegas marina.. Asyifa ketawa kecil melihat gelagat Marina menguruskan check point yang kedua itu.

“ok sekarang boleh mula..” Marina mula mencatat masa.

“ ho..hok..tula. .buka..buka hok tu..hok tadila mung ni..” suara garau peserta lagak seperti membantu rakannya yang kelakuan buta kerana ditutup mata dengan kain.

Marina tergelak kecil melihat nada loghat negeri kelantan..dah lama tak dengar loghat tu..asyifa hanya senyum sambil memandang aktiviti peserta.. Tak disedari, masih ada lagi fasi muslimin yang turut memerhati gelagat perseta termasuklah Mukhlis..

“hok mana..tadi aku pege..buka mu ghoyak..weh susah lah lagu ni juga..kaloh doh Kalau gini jawatnyor!!” berang peserta tersebut.

“ kecik nyor mung lipat..besar lah sikit!! Lagu mano nok bina tugu agama neh!!..hoo.. betul doh hok tadi..” arah rakannyer pula..

“ opppss….masa dah tamat!!!” perintah Marina.

“ hok aloh..habis doh maso?? Kaloh doh lah..” jawab peserta yang lain.

Marina tersenyum lagi. “ ok, sekarang adik2 boleh bukak ikatan kain tu, cuba lihat rupa tugu agama yang adik2 telah buat tadi.”

“ holoh..huduhnyor! !! supo gapo yor ni?? Pelik jah aku ngelih(lihat) ..” terkejut adik tersebut.

Masing-masing ketawa terbahak-bahak melihat rupa tugu agama mereka.

“Ok..apa perasaan adik ketika adik cuba membina tugu agama ini??” soal Marina.

“sero sedih lah..mata buto susoh nok buat kijor. Gelap jah dunio ni!” terang peserta tadi.

“ erm..tapi kan ada rakan yang boleh bercakap, membantu adik??” Tanya marina..

“ Yolah, betul hok tu, tapi Kalau sore tu pekok, suruh lain buat lain..hok bisu meme tok guna doh! Hai payoh..payoh. .!!” keluh adik yang lain pula.

“Akak tengok tidak ada kerjasama pun tadi, masing-masing saling memarahi..macam mana tugu agama nak tertegak dengan aman? Islam tu kan damai..” lembut asyifa mencelah perbualan mereka. Marina mengangguk kepala tanda setuju.

“ tahu..mung tu dok maroh jah..mano nak mene???(menang)” marah rakannyer seorang lagi.

“ erm..holah aku saloh..mitak maaf lah..” balas adik tersebut.


“ adik..kita nak berjuang kenalah dalam suatu kumpulan..masing- masing ada kelemahan dan kelebihan..bantulah antara satu sama lain..” terang asyifa lagi.

“ dan juga tegurlah dengan berhikmah, lembut kata-kata” tambah Marina.

“erm betul tu..” asyifa mengiakan lagi.

“eh..anti, ana pergi dulu, nampaknya tugas ana sudah bermula!!” asyifa tersenyum nakal.

Para peserta yang lain pun bertandang ke check point yang ketiga.

“Assalamualaikum..” kata ketua kumpulan tersebut.

“ waalaikumussalam. .ye..nak apa?? Password??” soal asyifa.

“ erm..hidup perjuangan.” Balas ketua itu dengan ringkas.

“ apa dia..serang! !” perintah asyifa..

Mulalah acara membaling air sirap basi bercampur kicap kelat (sicap) itu, habis hitam baju para peserta..

“weh password kito saloh anda ni?..adduh.. weh busuknyor!!” jerit ketua kumpulan tersebut..

“ehh buka..password kehidupan??betul anda?? Tanya ahli kumpulan itu lagi sambil menepis balingan air sicap. Fasi yang lain tekun membaling ke arah peserta.

“ adduh..saloh lagi lah ni!!” jerit salah seorang kumpulan lagi apabila terkena balingan air sicap tadi.

“jom lah lari nok..lari!!! !” jerit mereka lagi.

Belum sempat berbuat demikian, suara lelaki menjerit di suatu sudut.
“nok lari mano itu??.. mudoh nyo ngaku kaloh??” bentak Mukhlis dari belakang peserta itu.

“ abe..tulong lah kami..abe..” rayu adik2 tersebut..

“ ohh..adik-adik. .abe mitok maaf, abe takdok kuaso..berusahalah semoga berjayo..” nasihat Mukhlis lagi dengan gaya yang lagaknya dalam kesedihan yang teramat sangat.

“oo..sudah mahu mengaku kalah?? apa inikah Islam yang dikobar-kobar kan dalam diri adik-adik2..” suntik asyifa membuahkan kemarahan para peserta tersebut.

“ yolah..kito tokleh kaloh!! Mari kita pakat piker gapo dio password sebenarnyor untuk check point yang ketigo ni!!! Mati kito mati syahid!mari lah kawe2 ku!!”

Bukan main semangat lagi ketua kumpulan itu, Mukhlis memandang lucu pada gelagat adik-adik, darah muda sudah mula mendidih rupanya..Mukhlis ketawa kecil.

“Seranggg!!!!” asyifa makin laju membaling air sicap itu ke arah peserta.. Malangnyer, terkena pada sasaran lain.

“haaaahhhh..alamak. .ya allah..malunyer! !” digetap bibirnya menahan malu.

Mukhlis memandang bersahaja pada baju nya yang terkena air sicap itu, lantas memandang ke arah asyifa yang menutup mulutnyer dengan tangan. Keningnyer dikerut berkali-kali.

“perjuangan!! ! Ya perjuangan!! ! betul tak kak?” Tanya adik itu lagi.

Asyifa terkejut dengan sergahan adik itu, seketika bungkam di situ melihat Mukhlis mengelap bajunye yang sudah basah dengan air sicap.

“erm..eerrr.. erm..betul ..betul password tu..” gagap asyifa seketika.


“yey..kito mene(menang)… kumpulan kito mene!yahoo!berjayo! !” tempik ahli kumpulan tersebut, gembira bukan kepalang..

Mukhlis yang sedang mengelap baju yang sudah pun kotor itu sesekali mengerling ke arah asyifa.

“ aik.cepatnya menghilangkan diri??erm..malu agaknya.” Senyum Mukhlis sambil mencari kelibat asyifa tadi.

“arghh..malunyer! !..aahhh. .lupakan lah..” asyifa cuba menghindarkan sifat malunyer yang mula menebal seluruh tubuh. Dia mula melemparkan badannyer atas katil itu.

“macam mana boleh kena pada dia??aishhh…” keluh asyifa lagi sendirian.

Dipekupkan mukanyer ke dalam bantal. “ Ma….along malu!!!!!” ngomoi asyifa sendirian.
Keesokkan harinya, program masih berjalan seperti yang dirancang, Mukhlis memerhati keadaan sekeliling, melihat gelagat adik-adik yang sedang mengikuti ceramah ustaz Zulkifli Saad yang petah bercakap dihadapan hadirin.

Tidak lama kemudian, sesi bergambar dengan fasi dan ajk program yang lain bersama para peserta. Sedih mula menyelebungi suasana tika dan program tamat tengahari itu. Setelah masing-masing siap berkemas dan mula beransur pulang meninggalkan memori Machang dengan penuh kenangan suka dan duka, Asyifa dan Marina juga begitu mula berangkat pulang ke destinasi yang abadi. Kereta wira meluncur laju meninggalkan tempat itu.

Dalam kereta, asyifa lebih banyak mendiamkan diri. Di pejam matanya rapat-rapat setelah meletakkan kepalanya di bahu kusyen, pandangannya di lemparkan di luar tingkap..teringat dia akan kepetahan Mukhlis menjawab pertanyaan adik-adik ketika beliau menjadi ahli panel pada forum bicara “ Gerakan kristianisasi dan bagaimana membendung Islamiphobia di kalangan masyarakat” , banyak input yang dia perolehi dari forum itu dan tika itu dia hanya menjadi pengerusi untuk forum itu bersama ahli panel yang kelihatan seperti semuanya ‘ustaz dan ustazah’. Gaya ketenangan Mukhlis dan cara pembawakan serta pendekatan beliau pada adik-adik lebih senang diterima oleh para peserta. Forum tengahari tadi mendapat maklum balas yang sangat baik, asyifa tersenyum sendirian. Melodi beralun berkumandang di corong radio itu, asyifa tersenyum ceria sambil menikamati perjalanan pulang ke rumahnya.

Masih basah kenangan indah,
Zaman cemerlang era gemilang,
Ketika rasul ada di sisi,
Para sahabat mentadir bumi,
Zaman nubuwwah era khulafah,
Islam laksana api yang menyala,
Menerangi teman dan juga sahabat,
Bahang panasnya membakar lawan,
Di celah itulah kami,
Mengatur langkah,
Membina…sebuah khalifah,
Di sini bara yang tak pernah padam,
Digenggam kukuh sebuah azam,
Ayuh para mujahid..
Ayuhlah para mujahidah,
Kita tinggalkan zaman fitnah,
Agar tertegak kalimah Allah,
Agar terbangun dunia baru ISLAM…
PART 6

Di pusing badan menghadap dinding rumahnya, tak lama kemudian pusing ke kanan semula, fikirannya buntu mengenangkan pinangan tempoh hari. Baginya terlalu lama asyifa untuk membuat keputusan untuk terima atau sebaliknya.

Umar keluar dari biliknya mencari ibunya, Mak Samihah tekun memotong buah tembikai di dapur. Sejak adiknya naj belajar di UIAM, rumahnya sunyi tanpa gurauan, rindu pada naj mula membuatkan umar sebak seketika. Kalau naj ada, sudah tentu dia akan dengar nasihat untuk terus bersabar menanti berita daripada asyifa.

“Ibu..” ringkas umar sambil melabuhkan punggung di kerusi dapur.

“erm..ye apa dia umar?” Tanya Mak Samihah sambil asyik memotong buah tembikai satu persatu.

“ Ibu nak buat apa potong banyak-banyak ni b u??”

“ ala..ibu nak bagi sikit kat Makcik Zaidah, lama tak tengok dia..rindu lah pulak..hehe” ketawa kecil ibunya.

“Ibu..petang ni kita pergi kedai emas ye.” Ajak Umar

“ok..erm???.. nak buat apa kat kedai emas???” soal Mak Samihah

“ nak beli cincin lah, bulan depan umar nak bertunang dengan asyifa..Ibu tanyalah pada Makcik Zaidah, terima ke tak!” risau umar

Mak Samihah terkedu sebentar mendengar ayat anaknya.

“Kamu ni, haiiii..yelah nanti ibu ke sana bagi tahu pada Mak asyifa.” Balas Mak Samihah.


“ tak mengapa biaq umar temankan ibu terus ke sana, dan kita ke kedai emas bersama dengan Makcik Zaidah, ye bu…” cadang umar sambil tersenyum kambing.

“amboi-amboi, semuanya nak cepat..sabaq sikit na..”
“hehe..ibu nak kahwin ibu belikan kain putih ye, kain putih lawa ibu buat baju pengantin masa akad nikah nanti.” Seloroh umar dengan hatinya gembira

“putih??amboi belum tunang lagi dah piker nak kahwin pakai baju apa..ish-ish mengalahkan perempuan lah umar ni..control macho sikit..” gurau Mak Samihah

Umar ketawa mendengar ayat “control macho”, hatinya tiba-tiba sayu melihat wajah ibunya.

“ibu..umar mitak maaf ye ibu, andai selama ini umar selalu menyusahkan ibu..” pinta umar sambil menatap meja makan, air matanya menitis tanpa disedari.

Mak Samihah sekali lagi terkedu, potongan tembikai itu terhenti, lidah ibunya kelu mendengar ayat “minta maaf” dari anak sulungnya.

“ erm..jom kita bersiap ke rumah Makcik Zaidah..” ringkas Mak Samihah cuba menukar suasana yang tiba-tiba bertukar sayu.

“ baik lah ibu, umar pergi bersiap-siap dulu ye” umar berlalu masuk ke kamarnya. Mak Samihah mengiakan.


Telefon asyifa berdering , asyifa tekun memindah kan DNA ke dalam tiub PCR. Fokusnya terganggu seketika.

“Assalamualaikum..siapa ni??”

“ Waalaikumussalam, ana umar..” balas umar al-akhtar

“erm..ustaz ada apa ni?” asyifa mula tak selesa

“ ana .er..erm…ana nak mitak maaf pada anti, Kalau selama ini anti kurang senang berkawan dengan ana.”

“ em..beri masa pada ana, ustaz”

“baiklah, ana faham..bukan senang nak terima orang baru dalam hidup”
“maksud ana bukan begitu, ana menanti jawapan dari Allah..harap ustaz bersabar sedikit masa lagi.” Pujuk asyifa

“ terimalah kejutan petang ni ye..” jelas umar ada suatu kejutan untuk asyifa.

“erm??..uuustaz, er ana ada hal ni , apapun bincang dengan ma ana, assalamualaikum” pintas asyifa ingin menamatkan perbualan dengan umar.

Umar mengeluh sendirian apabila asyifa mula menghentikan perbualan, dia akur namun dia masih gembira kerana asyifa menjawab panggilan dia.

Asyifa mengerutkan keningnya berkali-kali, memikirkan kejutan dari umar. Dia kemudian meneruskan kerja yang tertangguh sekejap tadi.

“Ya allah..berikan daku kesabaran dan kekuatan..jua petunjuk atas semua ini” rintih asyifa dalam hati yang sedikti gusar.

“dah sampai pun ibu..” senyum memanjang umar bila tiba tempat yang sememangnya ditunggu-tunggu.

Mak samihah dan Mak Zaidah hanya memandang sesama sendiri, pelik benar perangai umar sejak kebelakangan ini.

“erm..alamak, nampaknyer tiada parking lah, erm macam ni biar umar pergi tengok kedai mana yang ‘best’, ye bu..” umar keluar dari perut kereta dan melintas jalan ke seberang sana.
“Mihah..aku tak sedap hati lah. Aku nak pergi tengok anak kau.” Risau Mak Zaidah makin bertubi-tubi

“eh..nanti. Aku nak ikut jugak, anak aku tu.” jerit Mak Samihah lagi.

“ Tidakkkkk!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!” tempik Mak Zaidah melihat tragedi itu di depan matanya sendiri.

“ Ya allah..anak aku!UmaR!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!” hampir nak pitam melihat anaknya, umar bagaikan patung terpelanting setelah dilanggar kereta. Hampa sekali kereta itu segera meninggalkan tempat itu dengan keadaan tergesa-gesa.

“binatang!!!” sumpah Mak Zaidah sambil mengejar kereta meluncur laju meninggalkan tempat kejadian itu.

“arghhhhh….ibu! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!” jerit umar dengan suara lemah makin lama makin sayup.

Tangan Mak Samihah terketar-ketar menyentuh kepala umar yang makin lama makin tak bermaya, darah memecut keluar menyimbah bajunya.

“UUUUMMMMaaaarrrrrrr… .” Tiada ayat yang mampu diucapkan tika itu, Mak Samihah memeluk erat tubuh nan kaku itu.

“umar…Umar…bangun nak..bangun nak…bangun!!! !” pinta Mak Zaidah sambil mengoncang lengan umar. Goncangan itu membuatkan gengaman tangan umar terbuka, tidak semena-mena cincin jatuh berguling-guling dan berhenti di suatu tempat berhampiran dengan kepala umar yang terbujur kaku.

“ MMMihahhhh…” panggil Mak Zaidah sambil memegang cincin bertahta berlian yang menyinar dek silauan lampu jalan.

Melihat cincin itu, Mak Samihah menggetap bibir menahan tangisan namun akhirnya..

“UmmaRRRRRRRRRRR! !!!!!” jeritan nya membuatkan keadaan kelam kabut, orang ramai dari tadi ke hulu hilir minta bantuan, merasa simpati dua insan tua yang tidak berdaya untuk bangun.

Di hospital Permai,

Umar kaku di atas katil beroda yang meluncur laju menuju ke wad kecemasan. Mak Zaidah berlari mendapatkan anak sulungnya, dikuatkan lariannya menuju jabatan Mikrobiologi.

“Asyifa!!!” jerit kecil Mak Zaidah bila melihat kelibat anaknya di sebalik kumpulan jururawat.

“ eh..ma…kenapa ni? berpeluh-peluh ni..dari mana ni ma..erm??” senyum lirikan manja asyifa memandang Mak Zaidah.

“ma..Kenapa ni?? apa yang dah jadi?? ” hati asyifa mula tak keruan melihat ibunya menangis teresak-esak.

“ ma bawa umar..dia accident!” jerit Mak Zaidah separuh nafas.

“Ya allah!!! kat mana sekarang dia ma??kat mana???!!!” Tanya asyifa tidak sabar lagi

“Wad kecemasan” ringkas Mak Zaidah menjawab.

Asyifa terus berlari ke wad kecemasan, di sana kelihatan Mak Samihah menangis keseorangan.

“Mak Samihah!!!”

“asyifa……” sahut Mak Samihah, tiada tenaga orang tua itu untuk menangis lagi. Asyifa memeluk erat orang tua, Mak Samihah bagaikan ibunya sendiri.
“Insya allah, Mak mihah..tidak ada apa-apa yang berlaku, semua akan selamat..mudah- mudahan Mak mihah..” pujuk asyifa sambil mengusap belakang bahu orang tua itu. Mak Zaidah hanya keras membantu, sebak melihat semua itu.

“ Maafkan kami, kami dah cuba yang termampu” ujar doktor yang baru keluar dari wad kecemasan.

“Innalillahi wa inna hi lah rojiun…” pejam mata asyifa rapat sekali ketika melafazkan kalimah Allah itu. Air mata mula bercucuran..

“ Ya Allah!Umar.. anak aku!!!!!” Mak Mihah berlari masuk ke dalam wad tersebut. Terbujur kaku tubuh sasa berkulit cerah atas katil di hujung sana berhampiran tingkap. Mak Mihah memeluk erat tubuh yang kaku itu. Setibanya keluarga iaitu Pak Samad dan Mak Samihah serta adik-adik asyifa di wad kecemasan. Sayu sepi tika itu menatap wajah jenazah itu.

“Abang!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!” naj terduduk rebah menghadap jenazah tersebut. Perlahan-lahan dia bangkit menghampiri jenazah, di tatapnya wajah tenang abangnya, Umar Al-Akhtar. Satu-satunya abang kandung yang dia miliki, kali terakhir dia bersua dengan abangnya sewaktu abangnya menghantar dia ke UIAM untuk pendaftaran.

“ Abang, dah nak pergi ke??” muncung naj

“ yelah adikku, kali ni kenalah berdikari tau!! Hehe adik debab!!” usik umar lagi.

“eee..suka panggil naj debab..benci lah abang ni..” rajuk naj

“ala,buruknya muka dia.. kali ini tak boleh merajuk lagi macam dulu-dulu..kita sekali lagi berpisah, kali ini entah bila kita akan berjumpa lagi. Jaga diri bila abang TIADA nanti..ingat tau..” pesan umar

“erm…insya allah” angguk naj merelakan pemergian abangnya.


Air mata naj mengalir laju seperti lajunya air paip mencurah-curah… suatu kenyataan yang terpaksa dia tabahkan hati untuk menerimanya. .

Sudah sebulan pemergian arwah, selama sebulan lah asyifa berulang alik datang rumah keluarga naj membantu dan menguruskan kenduri tahlil buat arwah. Naj tahu kak asyifa sekali lagi di landa kesedihan.Namun tak pernah dia lihat kak asyifa menangis selepas keluar dari wad tersebut. Kak asyifa memang tabah, abang umar mesti bangga dengan akak..desis hati naj sendirian mengenangkan cinta mereka tidak kesampaian.

Asyifa termenung sendirian di kamarnya, baru sudah selesai kenduri tahlil tadi..biarpun kepenatan tapi baginya ia berbaloi dengan tanggungjawab itu. Tidak di sangka inilah ‘kejutan’ yang arwah hadiahkan padanya. Air mata mengalir lagi, entah mengapa hatinya sayu memandang cincin yang sempat di beli oleh arwah semata-mata untuk pertunangan mereka berdua.

Tak sanggup dia menerima cincin itu, namun oleh kerna itu adalah hasrat arwah, Mak Samihah merelakan, beri pada asyifa untuk menyimpan cincin tersebut demi tunaikan janji arwah.

“Ya Allah!!!!!!! !!” pilu hatinya tidak terkata, fikiran dia buntu..perasaan bersalah mula menghantui bertubi-tubi.

Apa harus dia lakukan? Ujian datang silih berganti.. baru untuk menerima kehadiran insan yang begitu cintainya, namun Allah juga milik kekal abadi. Kepada Dia juga manusia kembali. Asyifa termangu sendirian memikirkan kehidupan dia. Perlahan-lahan lelehan air mata menemaninya. Jiwanya kosong kembali.. hati nya berkata-kata…


Dipersimpangan liku penghijrahan ni..terlakar satu memori luka dan sepi..
tidak ku nafikan kudrat dan iradatMu..pada hidupku..

ohh..Allah.. jauh disudut hatiku..sesungguhny a sayu dan permai..
menjerit membelit batinku…ya allah..
mungkinkah ada cahaya dalam hatiku?

Ya allah..hiasilah hati ini dengan amalan yang mencintaiMu. .
kerna dunia ini penjara buat diriku..
hijab pada pertemuan aku dengan diriMu..

Kali ini..tidak lagi seperti dulu..
meminta-minta. .memaksa- maksa diriMu..
Memberikan padaku pada suatu yang tidak LAYAK untuk diriku..

Dan kini ku masih setia dambakan kasih sayangMu…
Kerana hanya Pujuk rayu Mu mampu meleburkan segala-galanya…

SayangKu..
Kembalikan aku kepada insan yang merindui Mu setiap saat..
Bawalah daku norma yang telah Kau ciptakan untukku..
Yang menjadi penghias dan penenang hati kekal abadi..
Di taman firdausi…



PART 7

Dua tahun berlalu, sunyi sepi hati ini masih lagi ada ketenangan dan NurNya.. Asyifa sudah berlapang dada dengan apa yang berlaku, sayangnya akan kenangan yang lalu, masih muda untuk di ingati..

Asyifa kini sibuk menyiapkan pembentangan yang akan bermula tidak lama lagi, dia perlu ke KLCC untuk conference pada sidang yang bertaraf antarabangsa, dengan usia muda dia sudah banyak menemui penemuan mikroorganisma. Di gelar saintis muda, syukur pada Allah, semua rezekiNya..luah asyifa sendirian.

“berapa lama along nak pergi ke sana??” Tanya Mak Zaidah sambil membantu asyifa mengemas kain baju dan di masukkan ke dalam beg pakaian.

“erm..mungkin dalam seminggu dua ma..” balas asyifa leka membetulkan kertas-kertas pembentangan nya tersusun kemas dalam fail plastik.

“jaga diri di sana ye, jaga diri elok-elok..dah sampai sana telefon ma tau” pesan Mak Zaidah bersahaja.

“insya allah, ma..along selalu ingat pesanan ma.” Balas asyifa sambil menggenggam erat tangan ibunya.

“ angah dan adik mana ma? Dah tidur ke? ” soal asyifa

“erm..budak-budak tu dah tidur lama da..ok lah, ma masuk tidur dulu lah na, mengantuk dah mata ni..”

“ baiklah ma, selamat malam ma..” Mak Zaidah senyum sambil menutp pintu kamar anak sulungnya.
############ ######### ######### ######### ##

Seminggu sahaja asyifa berada di KLCC, sebaik sahaja selesai pembentangan ibunya pinta dia pulang ke rumah, katanya ada hal penting. Sedih juga terlintas di hatinya kerana tidak sempat menyaksikan sahabat-sahabatnya membentang kertas kerja masing-masing. Suruhan ibu lebih utama baginya, rupanya kepulangannya menyatukan sebuah keluarga, pertunangan dilakukan tika itu..tanpa banyak soal asyifa menerima sarungan cincin pertunangan dari Ibu pasangannya, Mak Sumaiyyah.

Marina juga tidak ketinggalan, menemani sahabat karibnya sepanjang majlis pertunangan. Kali ini dia juga amat berharap asyifa dapat menerima pertunangan daripada lelaki itu. Moga selamat sampai ke jinjang pelamin. AMIN..doa Marina dalam hati ketika memandang asyifa dalam pakaian pertunangannya yang serba hijau muda.

Asyifa juga masih belum mengenal tunangnya, tempoh pertunangan amat singkat. Tempoh 3 bulan ini memberi masa untuk asyifa buat keputusan untuk membina mahligai yang kekal abadi.

“ Ya allah berilah petunjuk pada diriku sepanjang tempoh pertunangan ini, sesungguhnya aku hanyalah milikMu..” doa asyifa dalam solatnya.

############ ######### ######### ######### ###

“bagaimana dengan keputusan along kali ini, terima lamaran pemuda kali ini?” soal Mak Zaidah..

“Along terima”
“ err..along betul ke ni? Serius nak..” Mak Zaidah mahukan kepastian.

“ Along terima..itu saja kata putus dari along..Kalau ma tak suka..along ikut keputusan ma” ringkas asyifa

“Ma tak pernah paksa dan kali ini ma betul-betul mahu kepastian..ma tak mahu ulangi benda yang sama” Sayu Mak Zaidah sambil memegang erat tangan anaknya.

“Ma ..dah takdir ma..jangan dikesal apa yang dah berlaku..moga rohnya dicucuri rahmatNya..”getar asyifa menahan sebak.

“Em..sat na..ma pergi ambil foto bakal suami along..”belum sempat ibunya bangun cepat-cepat ditahan oleh asyifa.

“tak usah lah ma..along tak kisah siapa bakal suami along..along tak mahu ganggu ketenangan along ni ma..along rasa tenang sejak ma mula-mula utarakan lamaran ni..biarlah along tahu di hari pernikahan nanti..ma..along harap ma faham perasaan tika ini” desis asyifa

“ ai pelik betul anak ma seorang ni..Kalau begitu nah ambil ni..tunang along kasi”

“ Em..ma..along malu ma..ma simpan lah dulu..” segan asyifa melihat jubah biru tua penuh dengan anyaman benang biru muda..alahai malunya..gemersik hatinya bersuara..

“ Ish budak ni..tunang kasi ni..nak malu apa lagi..” hairan Mak Zaidah

“ma…tolong ma..” rayu asyifa

“eh…eh..yelah. .suka hati kamulah..” Mak Zaidah keluar sambil digaru kepalanya yang tidak gatal itu..Asyifa tersenyum melihat gelagat ibunya.

“Tahniah sahabatku..akhirnya masa tu tiba jua..” Terkejut bila di baca message itu..Sebaik sahaja ibunya keluar dari kamarnya.

Di bacanya lagi message handset nokia itu lagi..ketar tangannya menekan keypad phone itu.

“ selamat pengantin baru..ana harap anti berbahagia dengan pilihan hati..sesungguhnya apa yang berlaku bukan kehendak kita..sayang. .”

“Subhanallah. .Kenapa dia perlu hadir lagi?? Ajmain Safar nama yang pernah terpahat di hatinya suatu ketika dulu tanpa restu dari Ilahi..

Mendidih hatinya bila membaca message itu tadi..perlahan- lahan dipejam matanya penuh erat sambil mulutnya terkumat-kamit memuji Pencipta Alam Semesta..memohon agar perasaan serta kacau bilau di jauhkan dari hidupnya.

Tidak ku pohon kenangan silam itu menjelma, Ya Allah berikanlah sinar baru buat cintaku pada suamiku yang tercinta..Amin
PART 8 (BAHAGIAN AKHIR)

Bawang merah semua tu cukup tak? Apa lagi yang tak cukup? Nak pergi beli ni..” Mak Zaidah sibuk ke sana ke mari menguruskan walimah yang akan berlangsung esok. Beliau mahu memastikan segala kelengkapan cukup dan pembantunya tak lain tak bukan dua orang anaknya lagi..

Di hujung sana, masih berteleku si mawar menghadap Ilahi..Surah Yassin itu penenang hatinya malam itu, memanjatkan kesyukuran pada Nya..perlahan- lahan di tanggalkan kain solat lantas melipat kemas untuk di simpan dalam almari.

“anti..betul- betul dah bersedia dengan pernikahan ini?” soal Marina

“ Alhamdulillah… insya allah marina..”senyum asyifa keriangan.

“emm..baguslah Kalau anti yakin..ana turut tumpang gembira..boleh ana tahu siapakah nama tunang anti?”

“erm..kata ma ana ahmad..wallahualam…” balas asyifa.

“ooo..ana doakan anti berbahagia buat selama-lamanya. .”perlahan- lahan dieratnya gengaman tangan itu.

Teringat dia akan perbualan sahabatnya marina siang tadi..alhamdulillah , ketenangan yang dirasai, amat yakin ianya petunjuk dari Rabbul Izzati..

“Terima kasih duhai hamba Ilahi yang mengerti..
Isi hati ku yang ku kira amat suci nan murni…
Bermunajat di sepertiga malam mencari titian kasih yang sekian lama ku nanti..
Terima kasih duhai puteri…
Salam Pertunangan ku ucapkan buat pemuja Ilahi..
Ikhlas dari hamba yang hina ini…”

^Ahmad^
“erm..boleh tahan jugak syabab ni..” lirikan senyuman terhias di bibir asyifa, aneh sungguh sekali kelakuan tunangnya mengirimkan kad “congratulation” pada nya..

“ erm..ada-ada saja saja..Ya Allah moga Kau pelihara iman kami berdua ini..” Doa asyifa dalam diam. Senyuman dalam diam.

############ ######### ######### ######### ####

Hari yang ditunggu telah tiba, asyifa tenang pada hari itu..duduk tertib di birai katil yang telah siap dihias dengan menarik sekali.

“ Pengantin lelaki sudah sampai!!!” jerit angah dan adik..

Hati asyifa makin berdebar bila kompang mula dipalu dengan penuh meriah di luar sana. Warna Ungu muda tema pernikahannya. .adik-adiknya serta yang hadir petang itu tumpang gembira melihat asyifa makin berseri-seri bila dikenakan kain jubah yang juga berwarna ungu.

Suasana yang sepi seketika tadi kembali riuh..

“Syifa’!!! tahniah anti sudah bergelar isteri!” jerit kecil marina sambil memeluk sahabatnya..



Mak Zaidah lantas memeluk erat anak sulungnya tanda penuh kesyukuran padaNya. Berulang kali beliau menyebut kalimah Allah “alhamdulillah” ..

“ma doakan kehidupan mu jauh dari fitnah dunia, sayang..” bisik Mak Zaidah.

“Terima kasih ma..terima kasih” balas asyifa menguntum senyum.

Handphone nya berdering tiba-tiba, rasa sedikit hairan menyinggah di fikiran asyifa, lantas membaca siapakah..ahh… nombornya pula tidak tertera nama pemberi message itu..perlahan- lahan ditekan keypad open inbox itu..getar bibir asyifa meneliti isi kandungan message itu..

Andainya aku bertanya padamu tentang bahagia..
Di mana nilai setia..
Dimanakah puncak cinta..
Mahukah engkau mengerti harapan serupa mimpi..
Ianya terjadi atau hilang tak berganti..

Sejarah mengajar kita ..
Menjadi lebih dewasa ..
Meniti arus angkasa..
Lupakan kisah yang lalu..
Teguhkan tugu imanmu..

Yang dulu usah dirindu..
Hilangkanlah dari hatimu..

Doa buat Zaujahku…
-Naufal-
“Zaujahku??.. Naufal!!!” degupan jantungnya makin kuat..bila menyebut nama itu. Bagaimanakah dia tahu isi luka hatiku?..Siapakah naufal..mengapa harus sekarang??, jerit batinnya.

“ Ma..ma..ma..” Asyifa memanggil ibunya dengan sedikit menjerit, tetapi Mak Zaidah sudah pun keluar dari bilik untuk menjemput pengantin lelaki masuk ke kamar.

“ Angah. siapa nama pengantin lelaki itu?” soal asyifa dengan cemas..

“ nama?..pelik lah along ni..abang ahmad lah.. takkan tak ingat agaknya..” jawab angah

“ ye..tapi Kenapa..message ini..yang..”

“along..bersedia. .upacara pembatalan air sembahyang akan bermula sekejap lagi!!” jerit adik penuh ceria sambil berlari masuk ke bilik pengantin..

“tapi..siapa…”

Lelaki itu mula menghampiri lingkungan pengantin perempuan yang dikelilingi sanak saudara serta sahabat handai..masing- masing memberi ruang si lelaki mendekati asyifa..

“Assalamualaikum..sayangku.. nur atirah asyifa..” ucap mesra dari lelaki itu sambil menyarung cincin pada jari manis asyifa..

“Waalaikumussalam. .” balas asyifa..sambil mengucup tangan lelaki yang bergelar suaminya..Setelah menyarung cincin pada suaminya..terasa ingin menatap wajah suaminya itu,amatlah terkejut dia apabila..

“anta..??” hanya itu yang mampu di lafazkan oleh asyifa

“ sayangku..abang adalah ahmad naufal mukhlis…terimalah abang dengan hati terbuka sayang…” bisik naufal..

“ em…abang ..maafkan ana, bang..maafkan ana..” sekali lagi dikucup tangan suaminya itu, Ahmad Naufal Mukhlis Bin Ahmad Safuan..

“Sayang ..abang amat mencintaimu. .”sambil mengucup dahi isterinya dengan penuh kudus.

Kedua-dua mempelai duduk bersebelahan sambil ditemani sanak saudara yang sibuk mengambil foto. Tangan asyifa di gengam erat sekali, sesekali ditenung nya wajah isterinya, Nur Atirah Asyifa.. Asyifa tertunduk malu melihat kelakuan Ahmad Naufal Mukhlis..kini menjadi suaminya..tidak di duga sama sekali pilihan hatinya kena pada takdir Ilahi..Alhamdulilla h..

Majlis perkahwinan itu diserikan lagi dengan nyanyian merdu oleh kumpulan Mestica dengan dendangan “Selamat Pengantin Baru” berkumandang jelas di luar sana..Tetamu diraikan dengan lauk pauk yang menyelerakan, ada yang pulang juga ada yang baru berkunjung. Meriah sekali dengan karenah saudara mara serta kenalan rapat.
Malam akhirnya tiba jua, setelah penat mengangkat meja dan letak ke tepi, di susun kembali kerusi2 ke tempat asalnye, Mukhlis berehat seketika di penjuru hujung sana . Sesekali di betulkan tiang khemah, gelagat dia diperhatikan oleh isterinya.

“Abang…dah lah tu..mari naik atas, minum air nak?” ajak asyifa lembut

Mukhlis senyum ceria..

“Kalau abang kata tak nak macam mana?” uji mukhlis sambil memandang isterinya.

“erm..abang tak nak..ooo..asyifa faham, abang nak syifa bawa turun bawah ye..kejap ye..syifa pergi ambil air..tunggu tau..” senyum asyifa sambil berlalu pergi.

Dengan sepantas kilat, Mukhlis menangkap tangan isterinya, terkejut asyifa dibuatnya..berdiri bulu roma asyifa tika disambar tangannya. Sesekali ditelan air liurnyer, “glurp!!”

“ Sayang…maksud abang..abang nak sayang bagi ‘hadiah ‘ dulu baru abang nak air..” nakal Mukhlis menjerat isterinya.

“ nak ‘hadiah’ apa?” berkerut dahi asyifa dibuatnya. Perlahan-lahan dirangkulnyer pinggang asyifa rapat padanya.

“ish..abang malu lah ..abang tak nak..tak nak..” manja asyifa. Mukhlis tergelak melihat telatah isterinya yang masih ada rasa malu padanya.

“abang, kena ikut syifa’ dulu baru dapat hadiah tau” senyum asyifa

“erm..yelah.. tunggu kejap ek, abang nak betulkan alat ni…ok dah… jom naik atas”

“ok..jom!!!” kata mukhlis sebaik masuk ke dalam rumah cepat-cepat ditarik asyifa masuk ke dalam bilik pengantin.

“eh abang nak ke mana ni?” pelik asyifa melihat tindakan spontan suaminya.

“kata sayang nak bagi ‘hadiah’ ??” muncung mukhlis

“laaaa…..” senyum asyifa.

“ abang ni nakal ye…tunggulah dulu, mai kita buka hadiah yang sahabat kita bagi ni..sambil minum air yang syifa buat ni haa” ajak asyifa sambil menarik tangan suaminya. Mukhlis hanya menurut sahaja ajakan isterinya sambil tersenyum simpul.

“nah..” asyifa beri secawan the pada suaminya.

“slurp..ohhhui. .” selamba mukhlis.

“Kenapa bang??panas ye air tu?? Ke tak rasa gula?” Tanya asyifa sambil pegang cawan tersebut.

“ eh..tak adalah..sedap air ni..sayang kat abang ye rupanya..” renung mukhlis.

“erm..mestilah sayang..” tunduk asyifa malu.

“cepatlah bukakkkkk!!! !!!!!!!!! !!!nak tengok hadiah apa!!” jerit angah dan adik.

Suami isteri itu tersenyum sesama sendiri.

“kalau nak tengok, angah dan adik saja lah bukakkan..ok?” pelawa Mukhlis pada adik2 iparnya.

“hehehe…” sengih saja mereka berdua

“ee..muka tak malu..” ejek asyifa lagi
“erm..abang long..ish along jahat..erm..” rajuk adik
“tak adalah..along baik, along gurau saja..bukalah cepat abang long nak tengok” ujar mukhlis lagi..

“ok..angah bukak erk..” gembira bukan main lagi, ghairah membuka hadiah satu persatu..
“waa..cantiknya. .pasu ni long..” puji adik.

“erm..alhamdulillah. .” asyifa senyum ceria.

Malam makin larut..asyifa duduk di birai katil sambil di urut-urut bahagian lehernya.
Lenguh sekali..perlahan- lahan dia baring atas katil yang di hiasi dengan cadar yang cukup menawan hati warnanya.

“Assalamualaikum, wahai ladang..”

“waalaikumussalam penghuni ladang”

Debar hatiku membisik rindu
Ingin aku katakan
Kau gadis idaman

Adakah mungkin kau kumiliki
Ingin aku jadikan
Insan bernama kekasih

Keayuan yang tergambar
Lukisan nur iman
Bersulamkan keindahan santun perkataan
Bagai putih salju mendinginkan hangat perasaan
Mengusir segala resah di jiwa

Kusampaikan salam ucapan mesra
dan merisik khabar berita
Masihkah ada peluang
untukku melafazkan cinta
Umpama rembulan jatuh ke riba
Mendengar khabaran darinya
Padaku kau memendam rasa

PadaMu oh Tuhan
Kumohonkan keredaan
Nur kasih yang kudamba
Kekal hingga ke syurga

Hanya satu yang kupinta
Kebaikan darinya
Moga dipeliharakan tulus cinta kita
Agar kukuh ikatan yang murni bahagia selamanya
dengan lafaz pernikahan yang mulia

Dtglah kasihmu dalam diriku
Menghiasi ruang hatiku
Akanku sambutnya dengan
Sujud penuh kesyukuran

Kuharap jalinan kan berpanjangan
Selagi kasih yang terbina
Kerana cinta kepadaNya

Kauku sayangi
Teman sejati
Dikaulah sesungguhnya
Insan bernama kekasih

Pasangan itu bahagia dalam pelayaran yang penuh barakah..Malam menjemput siang..si mentari menyinari alam…menggembirakan penghuni semesta..rupanya ada cahaya yang menanti esok.


Sarapan pagi telah pun siap, hari ini genaplah setahun perkahwinan dia dengan Mukhlis. Tidak di sangka rupanya Suaminya adalah teman pengajian bersama arwah suatu ketika dulu. Baru lah asyifa mengerti mengapa suaminya Ahmad

Naufal Mukhlis Ahmad Safuan mengerti liku dan cabaran hidup nya. Dari dulu suaminya ikuti perkembangan melalui arwah, Ya Allah.. sesungguhnya Engkau Maha Perancang dan jua Penentu segala-galanya.

“ Sayang..abang nak beritahu sesuatu ni..abang harap sayang berlapang dada mendengarnya” lembut suaminya berkata-kata

“apa dia bang? Sayang rasa takut pulak bila abang cakap macam tu..” hatinya mula berdebar-debar.

“erm..sayang perasan tak Kenapa abang sampaikan mesej pada akad nikah tempoh hari, walaupun abang sudah pun sah menjadi suami saying” tutur kata Mukhlis

“ erm..a’ah..sayang rasa pelik jugak, Kenapa bang?” Tanya asyifa pula

“erm..arwah umar al-akhtar adalah sahabat akrab abang semasa pengajian suatu masa dulu” tenang Mukhlis.

“haaaah??? Kenapa selama ni sayang tak tahu? Kenapa baru hari ini..sudah setahun bang” ujar asyifa

“erm..abang masa tu..abang fikir sayang masih dalam keliru, sebab abang tahu sayang bukan senang nak lupa seseorang dalam hidup sayang” jelas Mukhlis lagi

“ dan ketika juga kalau abang cerita keadaan sebenar, abang takut sayang fikir yang bukan-bukan dan sudah tentulah sayang ingat pasal arwah..perasaan bersalah masih lagi menghantui sayang..bukan kah mengingati lelaki selain sumainya adalah berdosa, sayangku?” senyum Mukhlis sambil mengesat air mata yang mengalir di cerun pipi asyifa. Makin lama makin laju..
“sayang……jangan macam ni..please…sayang. .”Mukhlis lantas memeluk erat isterinya. Di benamkan wajah nya pada dada Mukhlis. Sebak tak terkata. Mukhlis membelai lembut rambut isterinya yang panjang ikal mayang.. Asyifa masih terus menangis dalam pelukan suaminya.

“Maafkan sayang…abang. .maafkan ana..” ucap asyifa tersekat-sekat.

“shhhhh….semua nya sudah berlalu..kita doakan arwah di tempatkan dalam golongan yang Allah redhai..” Mukhlis terus mengusap pipi asyifa yang masih kebasahan. Terasa panas dan merah mukanya.

“ Sayang..erm. .anak kita ni sedih jugak tau..Kalau ummi nya sedih..” nasihat Mukhlis lagi sambil mengusap perut asyifa yang membesar. Kali ini sudah masuk 7 bulan kandungan, mudah-mudahan cahaya mata ni selamat dilahirkan suatu hari nanti..doa Mukhlis dalam hati.

Mukhlis dan asyifa dikurniakan tiga cahaya mata selama 6 tahun perkahwinan mereka. Dua putera dan seorang puteri, Ahmad Saufee, Ahmad Bashah dan Aisyah Humaira’ .


TAMAT


Sesungguhnya Hati ini milik Allah..dan pada jualah Kita Kembali. Moga lukisan cerita ini memaparkan seribu teladan untuk antum semua. Terima kasih sudi membaca..simpanlah cerita ini baik-baik..suatu kisah benar yang pernah berlaku pada hambaNya..

Wassalam..

Profile

Image Hosted by ImageShack.us
Dilahirkan pada tanggal 17 nov 1987. Mendapat pendidikan awal di SK Saint Aidan dan SK Tampin, kemudian menyambung pada peringkat menengah di SMRA Repah, SMA Sains Kuala Pilah dan SMK Tampin, Menduduki STPM di SMKA Sheikh Haji Mohd Said dan kini berada dalam tahun akhir di Jabatan Syariah dan Ekonomi, Akademi Pengajian Islam, Universiti Malaya. Ditaklifkan sebagai Yang DiPertua Persatuan Mahasiswa Negeri Sembilan Universiti Malaya bagi sesi 2009/2010.

Ruang Bicara

    Comments